Realitanya, terkadang kita memang tidak bisa melakukan 'apa-apa', namun mindset untuk selalu mencari solusi-lah  yang menjadi incaran manajemen/perusahaan.Â
Dalam kondisi paling minim pun, perusahaan mengharapkan Anda memilih menjadi bagian solusi, bukan menempatkan diri sebagai korban.
Ruang Film
Ruang interview seperti ruang sinema di mana kandidat memutar beragam potongan film dalam perjalanan karier. Untuk itu, lupakan saja jika akan membuat film baru atau rekaan. Pertanyaan dalam sesi interview bisa terlihat seperti 'bola liar' namun bisa skak mat cerita rekayasa.Â
Mungkin Anda mengira bisa merekayasa satu cerita project/tugas karena menilai jenis pekerjaan cukup unik dan menebak HR tidak menguasai.Â
Konsultan/HR kemungkinan besar hanya memiliki gambaran umum suatu pekerjaan, namun telah memiliki kerangka untuk mendapatkan puzzle professional seseorang, dan cukup tajam untuk mendeteksi rekayasa.
Pertanyaan lanjut yang bersifat detil terkait project biasanya mengungkap cerita tersebut riil atau rekaan. Siapa saja yang terlibat, mengapa mengambil tindakan X, bagaimana pemantauan bagian tersulit, bagaimana keterkaitan dengan program manajemen, dsb.Â
Tidak ada salahnya Anda berasumsi bahwa pewawancara juga telah bertemu orang dari beragam profesi dan sangat mungkin mengetahui alur kerjanya cukup detil.Â
Proses seleksi/promosi juga tidak hanya menggunakan interview, sehingga puzzle lebih besar akan disumbangkan oleh sesi lainnya. Â
Terima kasih. Semoga bisa membantu pengembangan karier Anda :) Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H