Mohon tunggu...
ardinal -
ardinal - Mohon Tunggu... wiraswasta -

mencoba menapaki tiap detik yang berlalu dengan suatu hasil

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Lembayung Enggan Menyatu

26 Juni 2013   22:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:22 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kita bertitik noda keringat membanjiri usaha

hah...,

andaikan kau tahu pendendang senja bercerita

dalam menelanjangi waktu yang tersisa

mungkin tak kan sampai senja menyapa

hingga lembayung senja tak jadi merona

diam...,

bukan bahasa puisi terindah bagiku

namun lebih berkicau dalam gemuruh peraduan malam

sampai rona malam terhapus bersih

bahwa pagi akan bergandengan dalam salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun