Proposisi Nilai ASN melalui Jenama Pegawai "Bangga Melayani Bangsa"
Tahun lalu, tepatnya pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara resmi meluncurkan nilai utama ASN "BerAKHLAK" bersamaan dengan jenama pegawai "Bangga Melayani Bangsa". Peresmian jenama ini, secara paradigmatis, tentunya merupakan bentuk inisiasi pemerintah untuk mengubah paradigma dan stigma lama yang melekat kepada ASN di masyarakat dengan cara membalik paradigma lama bahwa "ASN harus dilayani seperti pada jaman kolonial" menjadi "ASN harus berbangga hati melayani masyarakat".Â
Dengan terus memaknai jenama pegawai ini, setiap ASN diharapkan mampu menjadi suri teladan dan garda depan dalam menyongsong visi negara "Indonesia Emas 2045".
Di samping jenama pegawai "Bangga Melayani Bangsa", profesi ASN---sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara Nomor 5 Tahun 2014---harus berlandaskan pada beberapa prinsip, di antaranya nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik.Â
Dalam kaitannya dengan kode etik dan kode perilaku, profesi ASN di era digital ini seyogyanya diarahkan pada transformasi birokrasi berkelas dunia melalui seperangkat nilai utama (core values) "BerAKHLAK" yang terdiri atas:
Berorientasi pada Pelayanan
Menurut Anugrah dan Hartati (2022), prinsip berorientasi pada pelayanan dititikberatkan pada segi kemanusiaan di samping berorientasi pada hasil.Â
Segi kemanusiaan di sini merujuk pada pencapaian keberhasilan berbasis kesenangan atau kepuasan penerima layanan. Prinsip pertama ini menuntut seorang ASN untuk terus berupaya memperbaiki kinerja pelayanannya serta cermat dan tajam menangkap potensi-potensi kebutuhan para penerima layanan.Â
Dengan kata lain, seorang ASN yang berorientasi pada pelayanan akan terus berusaha memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat serta melakukan perbaikan tiada henti.Â
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ini adalah tingkat kompetensi seorang ASN, baik itu kompetensi "lembut" maupun kompetensi "keras" yang dikembangkan melalui berbagai jenis pelatihan (Jakaria, 2021; Komara, 2019).
Akuntabel