Tanganku meraih surat terakhir, namun aku tidak sanggup lagi membacanya. Aku tak kuasa lagi menahan sedih. Meski sudah 4 tahun berlalu, tangisku tetap pecah begitu saja. Aku bahkan masih merasakan dia berada di sampingku, merangkul tubuhku dan menghiburku.
“Oh iya, ada lagi yang terakhir. Tapi aku.. maaf.. nggak sanggup membacanya. Ini dari bapak yang mendapat donor jantungmu, katanya berkatmu dia bisa menghadiri pernikahan putrinya. Tapi saat dia memelukku aku mendengar detak jantungmu dan di saat itulah aku merasa kalau kamu masih hidup.”
Untuk menghargai jasanya, aku dan mereka berempat sepakat untuk memberikan surat setiap dua kali dalam setahun. Sekali saat ia berulang tahun dan satu lagi adalah hari saat dia meninggalkan kami. Aku harap surat-surat ini tersampaikan kepadamu di sana, dan tidak hanya surat ini saja. Aku harap kita dapat bertemu lagi di sana..
ilustrasi gambar oleh : El Baara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H