Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Kicauannya yang Entah ke Mana

12 Juli 2024   22:33 Diperbarui: 12 Juli 2024   22:58 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pohon-pohon merindukan rintik hujan,

Membasuh dahaga di tanah yang rekah.


Burung-burung tak lagi menyapa pagi,

Kicauan mereka tergantikan oleh deru mesin.

Udara terasa sesak, dipenuhi polusi yang tak kasat mata.

Bumi berduka, atas ulah manusia yang serakah.


Menebangi hutan, mencemari sungai, dan membakar lahan.

Menciptakan luka di wajah alam, yang dulunya begitu indah.

Aku terdiam, merenungi nasib bumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun