Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bisikan Harapan

16 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 16 Februari 2024   12:59 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menangisi tragedi yang melanda tanpa henti,

Menangisi kekejaman yang merenggut kasih sayang,

Menangisi cinta yang terkubur dalam kekecewaan.

....

Namun, dalam keheningan yang sunyi dan mencekam,

Terpancar secercah harapan yang tak kunjung padam,

Doa terpanjatkan ke langit yang maha tinggi,

Memohon kedamaian dan kebahagiaan yang abadi.

Bagai kunang-kunang di malam kelam yang kelam,

.....

Harapan menerangi jalan menuju masa depan yang terang,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun