Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Roman Artikel Utama

Senandung Rindu di Langit Senja (Bagian Pertama)

15 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 3 Maret 2024   17:23 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Laras?" Bima bertanya dengan ragu.

Laras mengangguk, tak mampu berkata-kata. Perasaan rindu dan bahagia bercampur aduk dalam hatinya.

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini," kata Bima.

"Aku juga," jawab Laras.

Bima mengulurkan tangannya, dan Laras menyambutnya dengan erat. Sentuhan itu seakan membawa mereka kembali ke masa lalu, saat mereka masih bersama dan penuh cinta.

**

Keduanya duduk berhadapan, canggung namun penuh rasa ingin tahu. Bima menceritakan tentang kehidupannya di luar negeri, tentang pekerjaannya sebagai seorang insinyur di Silicon Valley, dan tentang rasa rindunya pada Indonesia. Laras berbagi tentang karirnya sebagai desainer grafis, tentang kesuksesan dan perjuangannya, dan tentang kehidupannya di Jakarta.

Percakapan mereka mengalir dengan natural, seolah waktu tak pernah memisahkan mereka. Tawa dan canda kembali menghiasi momen kebersamaan mereka, seperti di masa lalu.

Saat senja semakin meredup, Bima mengantar Laras pulang. Di bawah langit yang penuh bintang, mereka berdua saling menatap, merasakan kembali koneksi yang tak pernah hilang.

"Aku senang bertemu denganmu, Laras," kata Bima.

"Aku juga, Bima," jawab Laras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun