Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : ruangkara.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cikal Bakal Detektif Pertama di Dunia: Vidocq

30 November 2021   11:32 Diperbarui: 30 November 2021   12:00 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kejahatan sama tuanya dengan umur manusia. Setiap masyarakat memiliki peraturan tentang cara berperilaku, dan selalu ada yang berusaha melanggar tatanan itu. Akibat dari pelanggaran tersebut ialah kejahatan menyebar luas, kegaduhan di kalangan masyarakat dan ketidaktentraman di lingkungan masyarakat. Untuk menghindari kekacauan tersebut dibentuklah lembaga kepolisian, ruang sidang, dan hakim-bahkan sejak zaman peradaban kuno. Namun terlihat ganjil karena kala itu tidak ada detektif. Sampai awal abad ke-19, belum ada yang berpikir tentang penggunaan keterampilan spesialis untuk memburu penjahat. Munculnya seorang penjahat Prancis yang luar biasa mengubah segalanya. Penjahat itu bernama Jean-Francois Vidocq

Kehidupan awal Vidocq

Eugne Franois Vidocq nama lengkapnya. Tak pernah menjadi orang jahat. Ia bukan jenis orang yang merampok atau membunuh orang tak berdosa. Tapi, sewaktu muda, Vidocq penuh dengan semangat tinggi, dan hal itu seringkali mengundang masalah. Ia menyukai kehidupan yang beresiko: bermain anggar, berjudi, dan bertarung dengan pria lain untuk memperebutkan perempuan. Ia melakukan penyamaran, dan selama beberapa saat dia bahkan mengaku (secara keliru) bahwa dirinya adalah seorang kapten di kesatuan angkatan darat. Cepat atau lambat, Vidocq tertangkap... dan tentu saja, setelah satu perkelahian hebat, itulah yang sebenarnya terjadi

Vidocq dipenjara di penjara lokal selama tiga bulan. Di situ ia tidak akan bermasalah jika hanya jika mengurusi urusanya sendiri. Tapi itu bukan sifat Vidocq. Ia merasa kasihan pada nasib seorang petani gurem yang didakwa secara keliru, dan ia membantu para tahanan lain untuk memalsukan surat pembebasan, yang membebaskan petani itu.

Tipuan itu berhasil-pada mulanya. Petani gurem itu dibebaskan, tapi pihak penguasa tak perlu waktu lama untuk mengendus kejadian yang sebenarnya. Pemalsuan adalah kejahatan yang serius dan kala itu, tahun 1798, Vidocq dikirim ke galley.

Galley adalah tempat mengerikan, yang dirancang untuk menghukum penjahat yang bengis. Tahanan dijebloksan di tempat yang jorok dan dirantai satu sama lain. Mereka dipaksa untuk melakukan kerja fisik yang melelahkan dengan hanya diberi makan bubur cair. Jika tidak patuh, mereka dipukuli habis-habisan. Banyak tahanan yang melewati pengalam itu, dan dengan putusan hukuman delapan tahun, Vidocq menyadari ia hanya punya satu pilihan sederhana: kabur atau mati.

Namun, melarikan diri dari galley bukanlah pekerjaan mudah. Pada dasarnya, tindakan itu hampir tidak mungkin. Tapi Vidocq cerdas dan bertekad baja. Setahap demi setahap ia menyeledupkan seragam pelaut dan menggunakan kikir untuk memotong rantainya. Kemudian, suatu hari, ketika tahanan yang dirantai itu berbaris menuju kota, Vidocq menyelinap... untuk bebas.

Kebebasanya tidak berlangsung lama. Vidocq tidak punya surat-surat. Setahun kemudian ia dikenal sebagai pelarian dari galley. Maka, pada tahun 1799, ia dikembalikan-kali ini untuk masa hukuman 16 tahun. Ia merasa putus asa, tapi kemudian ia mulai menyiapkan rencana untuk sekali lagi melarikan diri. Tidak lama, ia berhasil mendapat seragam pelaut untuk penyamaran itu, dan ia menyogok sipir penjara untuk memberinya rantai yang dapat dibuka.

 Begitu ada kesempatan ia kabur dengan terang-terangan-seperti ketika kabur terakhir kali. Meninggalkan kota tanpa surat-surat tidaklah mudah, tapi berbekal keterampilanya ia bisa selamat. Vidocq pura-pura mengikuti upacara pemakaman di luar gerbang kota. Kemudian, ia bebas lagi.

Pada usia 23 tahun, Vidocq terkenal dikalangan penjahat. Kabur dari galley, mengesankan-tapi dua kali kabur, hampir tak dapat dipercaya, dan teman-teman Vidocq sesama penjahat menganggapnya pahlawan. Toh, pelarian itu tidak menjadikan hidupnya lebih mudah. Para penguasa tetap memburunya, dan ia sulit bertahan hidup tanpa jatuh lebih dalam ke lembah kejahatan.

Tentu saja, kesulitan belum reda. Vidocq bergabung dengan komplotan perampok garang untuk mendapatkan perlindungan, tapi Vidocq menolak bekerjasama, mereka pun mengkhianatinya. Ketakutanya menjadi kenyataan, tak lama kemudian Vidocq sudah berada di tangan penguasa Prancis di kota Lyon.

Tapi kali ini ada perubahan. Komandan polisi, seorang pria bernama Monsieur Dubois, dapat melihat bahwa Vidocq bukanlah penajahat biasa. Ia menawarinya pilihan.

"Kau bisa kembali ke galley," kata Dubois pada Vidocq "Atau kau memberi saya nama beberapa teman penjahatmu".
           
Profesi Vidocq dalam dinas kepolisian lokal

Bagi Vidocq, itu pilihan gampang. Ia tidak punya kecintaan yang besar menjadi seorang penjahat-ia tidak pernah melakukan sesuatu dengan benar-benar keliru. Tentu saja, ia benar-benar tidak mau kembali ke galley. Ia memberi informasi yang diminta Dubois.

Secara teknis, Vidocq tetaplah penjahat. Dubois dapat saja membebaskanya saat itu, tapi Vidocq masih terbeban dengan tuduhan pemalsuan. Dan Vidocq tetap menemui teman-teman penjahat yang mau mengajaknya dalam kegiatan mereka. Vidocq jenuh dengan seluruh keadaanya, ia pun menyiapkan suatu rencana. Jika ingin melakukan awal yang baru, ia perlu mendapat pengampunan atas kejahatanya yang terdahulu sehingga ia bukanlah lagi buronan. Demikianlah, Sebagai pertukaran atas pengampunan penuh terhadap pemalsuan, dan perlidungan polisi, Vidocq pindah ke Paris secara teratur menjadi informan rahasia.

Menjadi informan untuk kepolisian ialah peran yang ideal bagi Vidocq. Ia tidak kehabisan akal untuk menyamar, dan penjahat bawah tanah mempercyainya. Sehingga para penjahat dibuat kebingungan, bagaimana polisi dapat mengetahui informasi tersebut sedemikian jauh. Vidocq akhirnya bebas dan ia memulai karir Detektif pertamanya di Prancis.

Dengan keahlianya Vidocq menyamar menjadi sebagai orang tua yang bernama Jean-Louis, ketika berurusan dengan pencuri kelas kakap Breton. Dalam melakukan penyamaran ia merubah semua kebiasaanya, termasuk cara dia makan, penampilan, dan cara bicaranya pun sangat berbeda. Ia paham bahwa salah satu prinsip penyidik adalah memperhatikan hal-hal kecil.

Kerja kerasnya sangat sukses, sehingga pada tahun 1811 ia mempekerjakan agen lain untuk membantunya. Mereka semua adalah bekas penajahat yang sama sebagaimana dirinya, dan ia bertanggung jawab sepenuhnya untuk menelusuri kejahatan di penjuru kota Paris.

Berbeda dengan kepolisian lokal yang sudah ada, metode dalam melakukan penyelidikan bahkan lebih revolusioner. Ia mengajarkan agenya cara mengamati orang, mencatat hal-hal kecil, dan memperhatikan orang dengan seksama.

Salah satu kasus terakhir dan terkenal yang ditangani oleh Vidocq, ialah menangkap pencuri bernama Hotot. Ia sering mengirim agenya untuk menemui Hotot. Saat menemui Hotot, Vidocq melihat bahwa ia tampak letih. Bajunya basah dan sepatunya berlumpur-bukan keadaan yang baru bangun dari tidur nyenyak semalaman.
Hmm, pikir Vidocq. Saya curiga ia baru saja melalui malam yang melelahkan.

Vidocq meninggalkan Hotot untuk beristirahat. Ia pergi untuk mengetahui apakah terjadi perampokan besar pada malam sebelumnya. Memang, terjadi suatu perampokan di wilayah itu, dan Vidocq segera berangkat untuk mengamati tempat kejadian.

"Lihat," katanya pada rekan kerjanya, ketika mereka berkeliling. "Lihat jejak sepatu bot ini? Jejak ini pasti berasal dari salah satu pencuri".

Dalam benaknya, Vidocq memikirkan sepatu bot berlumpur milik Hotot. Ia menengok ke salah seorang agenya. "Bawa sedikit plester dari Paris", perintah Vidocq. "Tuangkan ke salah satu jejak ini untuk membuat cetakan plester".

Vidocq meninggalkan agen itu dengan tugasnya. Ia kembali ke rumah Hotot dengan membawa banyak minuman anggur, dan tak lama si pencuri itu pun mabuk berat sehingga tidak memperhatikan ada agen lain yang menyelinap mengambil sepatu botnya yang berlumpur. Pada petang harinya, Vidocq menerima kabar bahwa jejak itu cocok dengan sepatu Hotot. Hotot pun diadili dan dikirim ke galley.

Dari contoh kasus diatas Vidocq menggunakan indra pengamatanya yang tajam untuk merangkum suatu kejahatan dari potongan-potongan informasi yang dilakukan semua detektif fiktif ulung yang terkenal akan keahlianya itu.

Kisah hidup Vidocq tidak terhitung jumlahnya. Ia menjalani kehidupan yang boros dan flamboyan dan menjadi seorang legenda hidup. Ia memiliki banyak teman penulis yang sangat bersedia menuliskan sepak terjangnya dalam dunia kedetektifan. Penulis-penulis tersebut ialah Victor Hugo, Honore de Balzac, dan Alexandre Dumas semuanya mengenal Vidocq, dan mendasarkan sebagian karakter fiksi mereka pada diri Vidocq. Akibatnya, banyak kisah tentang Vidocq yang berlebihan dan dibuat-buat. Meski banyak cerita lain yang sungguh-sungguh benar.

Ketika kepolisian lokal di Prancis mulai berkembang dan kokoh, Vidocq menuntut gaji bagi pegawai-pegawainya dan menjamin peran penyidik akan menjadi terhormat bagi generasi mendatang. Tahun 1813, dinas itu berkembang di luar Paris; Vidocq diberi izin untuk membuka kantor di Arras, Bres, Toulun, dan Lyon-itu nama beberapa kota besar di Prancis. Kemudian tahun 1818, ia melakukan gerakan radikal dengan memperkenalkan agen perempuan pada dinasnya. Penyidikan dan metode mereka tetap bertahan sampai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun