"Satu Sarang Walet hanya bisa mengubahnya dalam Dua Puluh Empat Jam, semakin banyak yang saya makan maka semakin lama saya bisa berkunjung dan berkumpul dengan Saudara kembaran saya di Ralla" harap Dinru itu.
Kampi lalu meminta hadiah sepadan atas kematian yang hampir menimpanya, saat itulah kata Kampi, Seekor Rusa dan Kerbau Belang yang sama jinaknya diberi sebagai permaafan dan barter Sarang Walet.
---
Saya hanya tertegun menatap Lelaki yang bernama Kampi yang dengan santainya dan terlihat tenang memberi keterangan atas itu semua.
Science of Deduction yang saya pelajari seperti kehilangan fungsi untuk mengkaji Psiognomy, Psikologi, dan Body Language yang ia perlihatkan secara lugas.
Ia tak sekali pun menyentuh rambut atau hidung termasuk tidak membuat jemarinya gelisah.
Matanya tetap tenang, bibirnya lugas lancar berkata-kata, alis tak pernah mengernyit, bahu tidak nampak tertekan, nafasnya masih teratur, dan kakinya malah sesekali ia selonjorkan tanda bahwa Kampi rileks di selidiki.
Huuufff...
Saya segera melapor Pak Kapolres, membuat pengakuan bahwa saat ini saya merasa belum menemukan petunjuk.
Sepertinya, cerita ghaib Kampi adalah hal nyata bahkan persis sama dengan kisah-kisah yang dulunya di jadikan Pau-Pau Ri Kadong oleh Tetua kami turun temurun.
---