Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memilih Pola Asuh Terbaik Terhadap Anak di Era "Sharenting Media Sosial"

28 Januari 2025   21:00 Diperbarui: 26 Januari 2025   16:50 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital seperti sekarang, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak orang tua dengan bangga membagikan momen-momen spesial bersama anak mereka melalui media sosial. Fenomena ini dikenal dengan istilah "sharenting", gabungan dari kata sharing (berbagi) dan parenting (pola asuh). Namun, seiring dengan meningkatnya praktik ini, muncul pula berbagai tantangan dan pertanyaan etis: apakah membagikan kehidupan anak di media sosial adalah pilihan bijak? Bagaimana orang tua dapat memilih pola asuh terbaik dalam menghadapi era ini?

Apa Itu Sharenting?
Sharenting mengacu pada kebiasaan orang tua memposting foto, video, atau cerita tentang anak-anak mereka di media sosial. Hal ini sering dilakukan dengan niat baik, seperti membagikan kebahagiaan, meminta saran dari komunitas daring, atau mendokumentasikan pertumbuhan anak sebagai kenangan digital. Namun, tanpa disadari, tindakan ini bisa membawa risiko, baik untuk anak maupun keluarga.

Menurut sebuah survei oleh Pew Research Center, sekitar 75% orang tua membagikan foto anak mereka secara rutin di media sosial. Namun, banyak yang tidak menyadari bahwa jejak digital yang ditinggalkan bisa bertahan selamanya dan memengaruhi kehidupan anak di masa depan.

Risiko di Balik Sharenting
Privasi Anak Terancam
Ketika foto atau informasi tentang anak diposting di media sosial, data tersebut bisa disalahgunakan. Anak-anak yang terlalu terekspos di dunia digital berisiko menjadi target eksploitasi atau pencurian identitas. Misalnya, data pribadi seperti nama lengkap, tanggal lahir, atau lokasi rumah dapat dengan mudah ditemukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Jejak Digital Permanen
Setiap postingan di media sosial meninggalkan jejak digital yang sulit dihapus sepenuhnya. Hal-hal yang mungkin dianggap lucu oleh orang tua saat ini bisa menjadi bahan ejekan atau memalukan bagi anak di masa depan, terutama ketika mereka memasuki usia remaja atau dewasa.
Gangguan pada Hubungan Orang Tua dan Anak
Anak-anak, terutama yang sudah lebih besar, mungkin merasa tidak nyaman dengan eksposur berlebihan di media sosial. Ini bisa menciptakan ketegangan dalam hubungan orang tua dan anak jika tidak ada komunikasi yang baik.
Tekanan Sosial pada Anak
Konten yang diposting di media sosial seringkali menciptakan standar keberhasilan atau kebahagiaan tertentu. Anak-anak yang melihat hidup mereka terus dibagikan di media sosial mungkin merasa tekanan untuk memenuhi ekspektasi tersebut.
Pola Asuh yang Bijak di Era Sharenting
Untuk tetap menjadi orang tua yang bijak di era sharenting, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi anak sambil tetap menikmati manfaat media sosial:

1. Bertanya Sebelum Membagikan

Jika anak sudah cukup besar untuk memahami, selalu tanyakan izin mereka sebelum memposting sesuatu tentang mereka. Hal ini mengajarkan pentingnya privasi dan rasa hormat terhadap keputusan pribadi mereka.

2. Pilih Konten dengan Bijak

Hindari membagikan informasi sensitif atau konten yang bisa mempermalukan anak di masa depan. Pikirkan dua kali sebelum memposting foto mandi, tantrum, atau momen pribadi lainnya.

3. Perhatikan Pengaturan Privasi

Gunakan pengaturan privasi yang ketat di media sosial. Batasi siapa saja yang bisa melihat postingan Anda, dan hindari membagikannya secara publik jika tidak perlu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun