Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ragam Masalah Mendasar di Dunia Pendidikan yang Jarang Tersorot Pemerintah

30 Januari 2025   08:00 Diperbarui: 23 Januari 2025   06:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun bangsa yang maju dan berdaya saing. Namun, di balik sorotan utama terhadap kebijakan-kebijakan besar seperti kurikulum dan digitalisasi pendidikan, terdapat sejumlah masalah mendasar yang sering kali luput dari perhatian pemerintah. Masalah-masalah ini, meski tampak sederhana, memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.

1. Ketimpangan Akses Pendidikan

Salah satu masalah yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah ketimpangan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, lebih dari 30% anak usia sekolah di daerah pedalaman masih mengalami kesulitan akses pendidikan. Infrastruktur yang minim, seperti jalan rusak, jembatan yang tak layak, dan ketiadaan transportasi umum, membuat siswa di daerah terpencil harus menempuh perjalanan panjang untuk sampai ke sekolah.

Selain itu, sekolah-sekolah di daerah terpencil sering kali kekurangan tenaga pengajar yang kompeten. Guru-guru yang ditugaskan di daerah ini kerap menghadapi tantangan berat, mulai dari fasilitas yang minim hingga kurangnya dukungan dari pemerintah setempat. Akibatnya, siswa di daerah terpencil sering kali tertinggal jauh dibandingkan siswa di perkotaan.

2. Beban Administrasi Guru yang Berlebihan

Guru merupakan garda terdepan dalam mencerdaskan generasi bangsa. Namun, beban kerja mereka sering kali tidak seimbang dengan tugas utama mereka, yaitu mengajar. Sebuah survei yang dilakukan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 65% guru merasa terbebani oleh tugas administratif yang berlebihan. Hal ini meliputi pembuatan laporan, pengisian data di aplikasi daring, hingga tugas-tugas birokrasi lainnya.

Tugas administratif yang menumpuk sering kali mengurangi waktu guru untuk mempersiapkan materi pembelajaran yang berkualitas. Padahal, interaksi langsung dengan siswa dan persiapan pengajaran yang matang adalah kunci keberhasilan proses belajar-mengajar. Jika hal ini terus dibiarkan, kualitas pengajaran akan menurun, dan siswa yang akan menjadi korbannya.

3. Kurangnya Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif, yang memastikan bahwa setiap anak, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, mendapatkan hak yang sama untuk belajar, masih menjadi isu yang terabaikan. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023, hanya sekitar 20% sekolah di Indonesia yang memiliki program inklusi. Sementara itu, anak-anak dengan disabilitas sering kali tidak mendapatkan fasilitas dan dukungan yang memadai untuk belajar.

Masalah ini diperparah dengan kurangnya pelatihan bagi guru dalam menghadapi siswa berkebutuhan khusus. Banyak guru yang belum memiliki keterampilan atau pengetahuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Akibatnya, banyak anak dengan kebutuhan khusus yang tidak mampu mengembangkan potensi mereka secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun