Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

3 Hal yang Menyebabkan Penurunan Drastis Performa Manchester City Musim Ini

17 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   17:32 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola. (AFP/PATRICIA DE MELO MOREIRA)

12 Desember 2024, menjadi hari yang kurang mengenakkan bagi Manchester City khususnya di kompetisi Liga Champions. Pasalnya, pada pekan ke 6 pertandingan Liga Champions Eropa musim ini yang dimainkan dini hari anak asuh Pep Guardiola harus menelan kekalahan melawan Juventus kala bertandang ke Markas Si Nyonya Tua tersebut. 

Tampil dengan skuad terbaik minus Rodri, Manchester City harus mengakui ketangguhan tim tuan rumah dengan skor 2-0. Masing-masing gol dari Juventus dicetak oleh Duzan Vlahovic pada menit 53' dan McKennie pada menit ke 75'.

Secara total, musim ini Manchester City telah mengalami 10 kekalahan musim ini di semua kompetisi pasca terakhir menang di Liga Inggris dua pekan sebelumnya kala berhasil mengalahkan Notingham Forest 3-0 di Etihad. 

Hasil tak mengenakkan yang didapat City musim ini di Liga Champions juga memastikan langkah Man City untuk lolos ke babak selanjutnya semakin berat pasalnya jarak Manchester City dari batas aman untuk lolos ke babak play off yakni peringkat 24 hanya satu poin dari tim-tim yang ada di bawah mereka.

Bahkan, tim-tim seperti PSG dan Augsburg masih berpeluang lolos karena mengoleksi 7 poin dan hanya tertinggal 1 poin dari Manchester City. Di dua laga sisa yang dimainkan pada 23 Januari dan 30 Januari 2025 mendatang City akan menghadapi PSG di Parc de Princes, dan di laga terakhir akan memainkan partai pamungkas menghadapi Club Brugge di Etihad.

Jika kita melihat secara garis besar, penampilan Manchester City tentu tak biasanya seperti ini di musim-musim sebelumnya. Menang telak, permainan yang agresif dan menghibur, penguasaan bola yang kuat, serta menjadi tim perwakilan asal negara tiga singa yang selalu bisa diandalkan di kompetisi Eropa menjadi sebuah hal yang selalu ditunggu oleh para penggemar Manchester City. 

Namun kini, semuanya tampak berbeda. Man City yang terkenal superior seakan melempem di semua kompetisi musim ini. Mulai dari tersingkir di Carabao Cup, melorot di peringkat 4 Liga Inggris dengan tertinggal 8 poin atas Liverpool, dan hanya berada di peringkat 22 di tabel klasemen UCL seakan tak pantas didapatkan tim yang pernah meraih treble winner pada musim 2022-2023 lalu.

Lantas, apa yang menyebabkan penurunan performa yang dialami musim ini? Mari kita bahas!

(Dok mancity.com via ANTARA)
(Dok mancity.com via ANTARA)

1. Ketergantungan terhadap Punggawa Lama

Ini adalah salah satu faktor yang suka atau tidak suka menjadi sebab penurunan performa City musim ini. Pep seakan terlena dengan skuad yang dimilikinya saat ini terutama kala berhasil meraih kesuksesan pada 2023 lalu. Nama-nama seperti Kevin de Bruyne, Nathan Ake, Jhon Stone, Ilkay Gundogan, hingga Kyle Walker sudah tak lagi muda. Usia rata-rata mereka bahkan sudah berada di angka 30-an. 

Hal tersebut nampaknya tak disadari Pep kala pemain-pemain yang mulai termakan usia tersebut harus memainkan 4 hingga 5 kompetisi sekaligus setiap musimnya. Hal tersebut tentu memakan habis kinerja para pemain. 

Kita ambil contoh seperti Kyle Walker dan de Bruyne. Jika 3 tahun yang lalu kita kerap melihat akselerasi dan ketangguhan Kyle Walker dalam mengawal lini bertahan Manchester City hingga hanya ia yang dianggap mampu mengimbangi bahkan melampaui kecepatan seorang Vinicus Junior. Musim ini nampaknya jauh berbeda. 

Kyle sering tertinggal, pengambilan keputusannya kadang sering ceroboh, hal tersebut bisa dilihat di beberapa pertandingan klub asuhan Pep Guardiola di musim ini kala melawan Brighton. City yang kalah 1-2, terlihat kewalahan menghadapi agresivfitas para pemain Brighton terutama di lini penyerangan sebelah kiri yang dikomandoi oleh Kaoru Mitoma. Ia bahkan mampu beberapa kali melewati penjagaan Walker dengan sprint cepat dan akselerasi mematikannya.

2. Lambannya Regenerasi

Ketika Liverpool, Totenham Hotspurs, Chelsea, hingga Arsenal sudah melakukan regenerasi dan melalui masa-masa yang sulit di musim-musim kompetisi sebelumnya dan berhasil meraih hasil suksesnya di musim sekarang. Manchester City seakan menghindar dan cenderung bermain di zona nyaman. 

Liverpool dengan Arne Slott nya musim ini sudah menunjukkan bahwa tanpa Van Dijk dan Mohammed Salah mereka sudah memiliki pemain-pemain pengganti yang sepadan seperti Chiesa dan Jota hingga Luiz Diaz maupun Joe Gomez di lini bertahan.

Arsenal dan Arteta sudah berhasil menjadi kombinasi yang pas dalam hal menjadi penantang gelar di Liga Inggris dalam beberapa musim terakhir dengan pemain-pemain mudanya. Totenham yang sudah move on tanpa Harry Kanenya di era Ange Postecoglou, hingga Chelsea yang walaupun jor-joran dalam hal mendatangkan pemain baru dengan alasan regenerasi, namun di musim ini hasilnya sudah jauh terlihat sukses dengan berhasil menjadi penantang gelar Liga Inggris musim ini.

Manchester City terlambat menyadari kala di beberapa musim sebelumnya mereka justru membiarkan beberapa pemain muda yang sudah perform justru pindah dan dibiarkan sukses di klub barunya. Salah satu contoh nyata ada pada diri Cole Palmer. Musim ini pemain yang terkenal dengan selebrasi kedinginan itu telah menjadi ikon baru Chelsea di semua kompetisi. 

Menurut data Transfermarkt, sejak kepindahannya ke Chelsea di musim 2023 lalu dari Manchester City, Palmer telah melesakkan 11 gol dari 15 penampilan di Liga Inggris musim ini. Sementara secara keseluruhan, Palmer telah menyarangkan 33 gol dan mencetak 17 asist selama berkiprah di Stamford Bridge sejak musim 2023 lalu. 

City nampaknya menyesal dengan membiarkan Palmer memasak di Chelsea dengan segala kesuksesan yang dicapainya musim ini. Membiarkannya pergi demi seorang foden maupun Grealish adalah perjudian besar yang pada akhirnya hanya akan mendatangkan dua kemungkinan yakni kesuksesan dan kegagalan?

3. Invertigasi Terkait Pelanggaran Financial Fair Play yang Dialami Manchester City

Salah satu hal yang dikabarkan menjadi biang keladi dari merosotnya performa Manchester City musim ini adalah isu yang merebak terkait permasalahan pelanggaran financial fair play yang dilakukan Manchester City dalam rentan musim sejak 2009 hingga 2018. Bahkan melansir dari laman Detik.com, tercatat ada 115 pelanggaran terkait ffp yang dilayangkan oleh UEFA kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Singkatnya dalam tuduhan tersebut, Manchester City didakwa telah melakukan sejumlah pelanggaran terkait pemalsuan dokumen data transfer pemain sejak medio 2009 hingga 2018. 

Dalam laporannya, terdapat rincian 54 dugaan pelanggaran atas kegagalan untuk memberikan informasi keuangan akurat dan terkini dari 2008-2019 dan termasuk 2017-2018, 14 dugaan pelanggaran atas laporan keangan yang tidak akurat atas kompensasi pemain dan manajer dari 2009 hingga 2018. Tak cukup sampai di situ, ada 5 dugaan pelanggaran lain terkait Man City yang tak mematuhi aturan lisensi klub dan financial fairplay UEFA dan 2 dakwaan lainnnya yang terdiri atas 42 dugaan pelanggaran lainnya. 

Masalah ini tentu menambah buruk jejak  manajemen dari klub Manchester City sejak dimiliki oleh Abu Dhabi Group. Akibatnya, Man City yang terendus persoalan transfer pemain tersebut harus menahan diri untuk tak lagi melakukan transaksi transfer pemain hingga seluruh dakwaan yang dilayangkan kepada mereka tuntas dan mereka tidak bersalah. 

Maka dari itu, jika kita lihat geliat transfer musim ini dan 2 tahun sebelumnya cenderung pasif dan penuh kehati-hatian. Bahkan, mereka rela memulangkan kembali Gundogan yang sudah ditransfer ke Barcelona dengan status bebas transfer. 

Hal tersebut menyebabkan Man City memilih untuk bersabar dalam hal mendatangkan pemain dan lebih memilih skuad yang masih tersedia.

Lalu, setujukah anda dengan beberapa poin di atas jika dianggap menjadi penyebab kemunduran performa Manchester City musim in? Mari diskusi di kolom komentar!

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun