Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tewasnya Bocah Kelas 3 SD di Subang Akibat Bullying Kakak Kelas, Tamparan Keras Untuk Dunia Pendidikan Indonesia?

10 Desember 2024   08:18 Diperbarui: 2 Desember 2024   12:10 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.detik.com/jabar/berita/d-7656936/tragedi-di-sdn-jayamukti-bocah-9-tahun-tutup-usia-akibat-bully)

Kasus meninggalnya Albi menambah panjang rentetan kasus perundungan yang terjadi di lingkungan pendidikan. Mulai dari lingkungan perguruan tinggi, dunia kerja, hingga sekolah dasar seakan menjadi tempat yang lumrah terjadi peristiwa perundungan tersebut. Dinas Pendidikan Subang juga mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan evaluasi menyeluruh pasca kejadian tersebut.

Tak hanya dari dinas pendidikan Subang, kejadian tersebut juga menjadi teguran bagi Kementerian Pendidikan dan para guru untuk tak menganggap sepele perbuatan bullying yang terjadi di sekolah. Selain itu, kerap juga dijumpai bahwa guru seakan tak dapat membedakan secara detail dan rinci maksud dari perbuatan bullying itu seperti apa. 

Pemerintah pun juga perlu mengadakan program pendidikan dan pembinaan terhadap Guru BK guna menggalakkan program konselor sebaya dalam hal menyosialisasikan gerakan anti perundungan di sekolah baik kepada siswa dan juga para gurunya.

Terobosan dan inovasi agaknya perlu dilakukan demi menekan perbuatan bullying tak terjadi lagi di sekolah. Bullying sendiri pada dasarnya tak hanya sekadar hal berat yakni memukul seperti apa yang dialami oleh mendiang Albi. Melainkan bullying verbal, sosial media, diskriminasi sosial di lingkungan pertemanan, dan lain sebagainya merupakan aktivitas-aktivitas yang tergolong perundungan sehingga dapat menghancurkan mental sesesorang.

Kasus bullying seperti yang menimpa Albi di Subang menjadi pengingat penting bagi sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sekolah untuk menekan kasus bullying:

1. Membangun Kebijakan Anti-Bullying yang Tegas

Buat aturan tertulis yang jelas mengenai definisi, bentuk, dan konsekuensi dari bullying.
Sosialisasikan kebijakan ini kepada siswa, guru, staf, dan orang tua.
Pastikan ada mekanisme pelaporan bullying yang mudah diakses dan melindungi kerahasiaan pelapor.

2. Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan Tentang Bullying

Selenggarakan seminar, workshop, atau diskusi rutin untuk siswa, guru, dan orang tua tentang bahaya bullying, dampaknya, serta cara menghadapinya.
Masukkan materi anti-bullying dalam kurikulum, misalnya melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila atau PJOK, yang mengajarkan empati, toleransi, dan kerja sama.

3. Melibatkan Semua Pihak dalam Pencegahan Bullying

Bentuk kelompok atau tim anti-bullying yang terdiri dari siswa, guru, konselor, dan perwakilan orang tua.
Berdayakan siswa untuk menjadi peer mediator atau agen perdamaian di antara teman sebaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun