Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tamparan Realita yang Banyak Dialami Para Pencari Kerja di Indonesia

22 Oktober 2024   08:00 Diperbarui: 23 Oktober 2024   22:44 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari pekerjaan di Indonesia bukanlah tugas yang mudah. Tingginya angka pengangguran, ketatnya persaingan, serta perubahan tren industri kerap kali menjadi tantangan besar bagi para pencari kerja. 

Meskipun sudah menempuh pendidikan tinggi, realitas di lapangan menunjukkan bahwa memperoleh pekerjaan impian membutuhkan lebih dari sekadar ijazah. 

Fenomena ini menjadi tamparan keras bagi banyak individu yang baru terjun ke dunia kerja. Artikel ini akan mengulas beberapa realita yang dihadapi para pencari kerja di Indonesia dengan menyertakan data kuantitatif untuk memberikan gambaran lebih jelas.

1. Tingginya Angka Pengangguran di Kalangan Lulusan Perguruan Tinggi

Menyelesaikan pendidikan tinggi di Indonesia, meskipun tetap menjadi prestasi besar, belum tentu menjamin pekerjaan yang diidamkan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 mencatat bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 5,86%. 

Namun, yang lebih mengejutkan adalah bahwa angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi mencapai 8,56%, lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran lulusan SMA yang berada di angka 6,67%.

Penyebab utama tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi adalah ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki lulusan dan kebutuhan pasar tenaga kerja. 

Banyak industri yang membutuhkan keterampilan praktis dan kemampuan teknis, sedangkan sebagian besar kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia masih berfokus pada teori dan akademik. 

Alhasil, lulusan perguruan tinggi sering kali harus bersaing dengan tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja atau pelatihan teknis yang lebih relevan.

2. Persaingan yang Semakin Ketat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun