Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kritik terhadap Ragam Praktik Kotor dalam Dunia Pendidikan di Sekolah-Sekolah Perkotaan

11 Oktober 2024   08:05 Diperbarui: 11 Oktober 2024   08:05 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3. Penyalahgunaan Kekuasaan: Ketidakadilan di Ruang Kelas

Dalam dunia pendidikan, kekuasaan seharusnya dimanfaatkan untuk mendukung dan memberdayakan, bukan untuk menindas. Namun, banyak siswa yang mengalami penyalahgunaan kekuasaan oleh guru atau pihak sekolah. Diskriminasi, intimidasi, dan perlakuan tidak adil menjadi hal yang umum terjadi. Ketidakadilan ini menciptakan atmosfer ketakutan, di mana siswa merasa tertekan dan tidak berdaya.

Perlakuan yang tidak adil tidak hanya merusak psikologis siswa, tetapi juga dapat menghancurkan semangat mereka untuk belajar. Jika siswa tidak merasa aman dan dihargai di sekolah, bagaimana mungkin mereka dapat berkembang dan berprestasi?

4. Ketidakadilan dalam Penilaian: Menghancurkan Mimpi

Penilaian yang tidak adil adalah sebuah ironi dalam dunia pendidikan. Seharusnya, penilaian adalah cerminan dari usaha dan kemampuan siswa. Namun, di banyak sekolah, penilaian sering kali dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti hubungan pribadi atau tekanan dari pihak tertentu. Siswa yang berprestasi, tetapi tidak memiliki koneksi, sering kali diabaikan, sementara yang lainnya mendapatkan penilaian yang lebih baik hanya karena hubungan yang baik dengan guru.

Hal ini menciptakan ketidakpuasan yang mendalam dan merusak motivasi siswa untuk belajar. Mengapa mereka harus berjuang jika hasil kerja keras mereka tidak diakui? Ketidakadilan dalam penilaian seharusnya menjadi perhatian utama, karena hal ini dapat membentuk karakter dan masa depan siswa.

5. Pendidikan yang Tidak Berbasis Kualitas: Rutinitas yang Membosankan

Sistem pendidikan yang kaku dan tidak fleksibel menciptakan rutinitas pembelajaran yang membosankan. Banyak sekolah masih terjebak dalam metode pengajaran yang monoton, di mana siswa diharapkan hanya bisa menghafal tanpa memahami konteks. Kurikulum yang tidak relevan dengan kebutuhan siswa hanya membuat mereka semakin terasing dari proses belajar.

Pendidikan seharusnya bukan sekadar mengisi kepala siswa dengan fakta-fakta, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan hidup yang dibutuhkan di dunia nyata. Kreativitas, inovasi, dan kemampuan berpikir kritis harus ditanamkan, tetapi sering kali hal ini terabaikan demi pencapaian nilai ujian semata.

6. Kurangnya Partisipasi Masyarakat: Mengabaikan Suara Rakyat

Salah satu aspek yang sering kali diabaikan dalam dunia pendidikan adalah partisipasi masyarakat. Sekolah-sekolah sering kali beroperasi tanpa melibatkan orang tua dan komunitas dalam pengambilan keputusan. Ketika masyarakat tidak dilibatkan, sekolah kehilangan arah dalam memahami kebutuhan siswa dan orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun