- Hambatan Komunikasi antara Pihak Sekolah dan Keluarga: Komunikasi yang kurang efektif antara sekolah dan orang tua dapat menyebabkan kurangnya pemahaman keluarga tentang pentingnya proyek P5, sehingga mereka cenderung tidak mendukung sepenuhnya.
 6. Evaluasi dan Penilaian yang Kompleks
- Sulitnya Mengukur Proses dan Progres: Penilaian P5 seharusnya menekankan pada proses pembelajaran siswa, bukan hanya hasil akhir. Namun, banyak sekolah masih kesulitan menemukan cara yang tepat untuk menilai perkembangan karakter dan kompetensi siswa secara menyeluruh.
- Standar Penilaian yang Beragam: Perbedaan interpretasi mengenai standar penilaian P5 di antara guru-guru dapat menyebabkan ketidakkonsistenan dalam evaluasi. Ini dapat mempengaruhi keadilan dalam menilai hasil proyek siswa.
 7. Kurangnya Koordinasi dan Sinergi Antar Guru
- Pendekatan Pembelajaran Terintegrasi: P5 menuntut kolaborasi lintas mata pelajaran agar proyek-proyek yang dikembangkan memiliki nilai interdisipliner. Namun, dalam praktiknya, sering terjadi kurangnya sinergi antar guru mata pelajaran yang menyebabkan proyek berjalan terpisah-pisah dan kurang koheren.
Â
 8. Konteks Lokal yang Tidak Terpenuhi
- Kesulitan Menemukan Proyek yang Relevan: Beberapa sekolah menghadapi tantangan dalam menentukan proyek yang relevan dengan konteks lokal. Akibatnya, proyek P5 yang dibuat terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan atau isu yang dekat dengan kehidupan siswa.
Â
 Solusi yang Bisa Diterapkan: