Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Kita Sudah Cukup Kritis Hari Ini?

19 September 2024   16:01 Diperbarui: 20 September 2024   09:59 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI: Berpikir Kritis | Image by Freepik

Masyarakat kritis akan menilai kebijakan pemerintah dengan mempertimbangkan dampaknya pada berbagai lapisan masyarakat. Misalnya, ketika ada kebijakan kenaikan harga bahan bakar, masyarakat tidak hanya bereaksi emosional tetapi juga menganalisis alasan di balik kebijakan tersebut, menilai efeknya pada ekonomi, dan menyuarakan kritik atau saran yang konstruktif melalui diskusi publik atau petisi.

3. Penggunaan Produk Konsumsi 

Dalam memilih produk, masyarakat yang kritis akan memperhatikan aspek seperti kualitas, dampak lingkungan, dan etika produksi. Sebagai contoh, sebelum membeli produk, mereka akan memeriksa apakah produk tersebut ramah lingkungan atau diproduksi secara adil, dan tidak hanya berfokus pada harga atau popularitas produk.

4. Mengambil Keputusan Politik 

Saat pemilu, masyarakat yang kritis tidak memilih kandidat hanya berdasarkan popularitas atau janji-janji kampanye yang bombastis. Mereka akan mempelajari rekam jejak kandidat, mengevaluasi program kerja, dan mempertimbangkan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini mendorong mereka untuk memilih pemimpin berdasarkan pertimbangan rasional dan bukan sekadar sentimen emosional.

5. Menyikapi Isu Lingkungan 

Dalam menghadapi masalah lingkungan, seperti polusi atau penggundulan hutan, masyarakat yang kritis akan meneliti lebih lanjut penyebab masalah tersebut. Mereka mungkin akan bergabung dalam komunitas yang peduli lingkungan, menuntut tanggung jawab dari pihak-pihak yang merusak alam, serta menerapkan gaya hidup ramah lingkungan seperti mengurangi penggunaan plastik.

Dengan menerapkan sikap kritis, masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi penerima pasif informasi atau kebijakan, tetapi juga partisipan aktif yang mampu menilai, mempertimbangkan, dan mengambil keputusan yang lebih bijak dalam kehidupan sehari-hari.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun