Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apa yang Menyebabkan Senioritas Tumbuh Subur dalam Dunia Kerja Kita Saat Ini?

18 Agustus 2024   15:57 Diperbarui: 18 Agustus 2024   16:23 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.merdeka.com/uang/dampak-positif-dan-negatif-dari-job-hopping-milenial-musti-tahu.html)

Senioritas dalam dunia kerja merujuk pada tingkatan pengalaman dan lamanya seseorang telah berada di suatu organisasi atau industri. Makna senioritas lebih dari sekadar durasi waktu; ini mencakup pemahaman mendalam tentang budaya perusahaan, proses kerja, dan dinamika tim. 

Seorang karyawan yang senior biasanya memiliki pengetahuan yang lebih luas dan mendalam tentang bagaimana perusahaan beroperasi, dan karena itu sering dianggap sebagai sumber kebijaksanaan dan panduan bagi rekan-rekannya yang lebih muda. 

Senioritas juga sering dikaitkan dengan peningkatan tanggung jawab, otoritas dalam pengambilan keputusan, dan hak istimewa tertentu, seperti kesempatan promosi atau posisi strategis. Namun, senioritas bukan hanya soal hierarki; itu juga tentang kontribusi yang telah diberikan kepada organisasi dan pengaruh yang telah diciptakan. 

Dalam konteks ini, senioritas menjadi tolok ukur kepercayaan dan penghormatan yang dibangun melalui pengalaman dan dedikasi, serta peran penting dalam menjaga stabilitas dan kemajuan organisasi.

Tak hanya itu, senioritas juga kerap dikatakan sebagai suatu konsep yang menggambarkan posisi atau status seseorang dalam hierarki berdasarkan lamanya waktu atau pengalaman yang dimiliki di suatu tempat atau organisasi. Ibarat pohon besar di hutan, senioritas adalah akar yang paling dalam, menjangkau jauh ke bawah tanah. 

Akar ini telah menembus berbagai lapisan tanah, menghadapi badai dan musim yang datang silih berganti, dan karena itulah ia menjadi kuat dan kokoh. Pohon yang baru tumbuh mungkin belum memiliki akar sedalam itu, tetapi seiring waktu dan pengalaman, ia akan belajar dari akar yang lebih tua dan tumbuh menjadi sama kuatnya. 

Senioritas, dengan kata lain, adalah dasar yang memberikan kestabilan dan panduan bagi yang lainnya, namun juga sebuah proses alami yang akan dialami oleh semua pohon, besar atau kecil.  

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi senioritas tumbuh subur dalam dunia kerja, di antaranya:

  1. Pengalaman dan Keahlian: Karyawan yang telah lama bekerja di suatu perusahaan biasanya memiliki pengalaman yang mendalam dan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika organisasi, proses kerja, dan tantangan industri. Pengalaman ini sering kali menjadi sumber pengetahuan yang sangat berharga bagi perusahaan.

  2. Budaya Organisasi: Beberapa organisasi memiliki budaya yang sangat menghargai loyalitas dan dedikasi jangka panjang. Dalam lingkungan seperti ini, senioritas sering kali dianggap sebagai aset penting yang dihormati dan diberi penghargaan melalui promosi atau hak istimewa lainnya.

  3. Struktur Hierarki: Banyak perusahaan memiliki struktur organisasi yang berbasis hierarki, di mana lamanya waktu bekerja sering kali menentukan kenaikan pangkat dan tanggung jawab. Dalam struktur ini, senioritas menjadi penentu utama dalam pengambilan keputusan terkait karir.

  4. Pengaruh Sosial dan Relasi: Seiring waktu, karyawan senior biasanya membangun jaringan relasi yang kuat baik di dalam maupun di luar perusahaan. Relasi ini dapat memberikan mereka pengaruh lebih besar dalam organisasi, yang pada gilirannya memperkuat posisi mereka sebagai figur senior.

  5. Stabilitas dan Konsistensi: Karyawan senior sering dianggap sebagai pilar stabilitas dalam perusahaan, terutama dalam situasi perubahan atau krisis. Pengalaman mereka dalam menghadapi berbagai situasi membuat mereka dipandang sebagai tokoh yang dapat diandalkan untuk menjaga konsistensi dan memastikan kelangsungan operasional.

  6. Norma dan Tradisi: Di beberapa industri atau wilayah, senioritas telah menjadi norma yang diterima secara luas. Tradisi ini berkembang seiring waktu dan sering kali diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga menciptakan lingkungan di mana senioritas dihargai dan dipertahankan.

Faktor-faktor ini saling berinteraksi dan menciptakan kondisi di mana senioritas tidak hanya diakui tetapi juga dijunjung tinggi, menjadi bagian integral dari dinamika kerja di banyak perusahaan.

Dampak negatif di balik praktik senioritas dalam lingkungan kerja

(https://www.merdeka.com/uang/dampak-positif-dan-negatif-dari-job-hopping-milenial-musti-tahu.html)
(https://www.merdeka.com/uang/dampak-positif-dan-negatif-dari-job-hopping-milenial-musti-tahu.html)

Praktik negatif senioritas dalam dunia kerja bisa terjadi ketika konsep senioritas disalahgunakan atau terlalu diutamakan, sehingga menghambat dinamika dan inovasi dalam organisasi. Beberapa praktik negatif dan dampak buruknya bagi seorang pekerja antara lain:

1. Penghambat Inovasi dan Kreativitas: Ketika senioritas dijadikan dasar utama dalam pengambilan keputusan, ide-ide baru dari karyawan yang lebih muda atau kurang senior sering kali diabaikan atau tidak dianggap serius. Hal ini dapat menghambat inovasi, menyebabkan stagnasi, dan memperlambat pertumbuhan organisasi.

2. Diskriminasi dan Ketidakadilan: Senioritas yang berlebihan bisa menimbulkan diskriminasi terhadap karyawan yang lebih baru atau yang lebih muda. Misalnya, promosi atau penghargaan mungkin diberikan bukan berdasarkan prestasi atau kemampuan, tetapi semata-mata karena lamanya waktu bekerja. Ini menciptakan ketidakadilan dan merusak semangat kerja di antara karyawan.

3. Resistensi terhadap Perubahan: Karyawan senior yang merasa nyaman dengan status quo mungkin menolak perubahan atau inovasi yang diperlukan untuk kemajuan perusahaan. Resistensi ini bisa menjadi penghalang bagi adaptasi terhadap perkembangan teknologi atau perubahan pasar, yang pada akhirnya dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan.

4. Penyepelekan Pengembangan Diri: Jika senioritas dianggap sebagai jaminan untuk promosi atau keuntungan lainnya, karyawan mungkin menjadi kurang termotivasi untuk terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Hal ini bisa mengakibatkan stagnasi personal dan menurunnya kualitas kinerja individu.

5. Menyebabkan Frustrasi pada Karyawan Baru: Karyawan yang lebih baru atau lebih muda mungkin merasa frustrasi jika mereka melihat bahwa usaha keras dan kontribusi mereka tidak dihargai karena adanya dominasi senioritas. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan motivasi, kepuasan kerja, dan bahkan turnover tinggi karena karyawan memilih untuk mencari lingkungan kerja yang lebih adil.

6. Hierarki yang Kaku: Senioritas yang berlebihan bisa menciptakan hierarki yang terlalu kaku, di mana karyawan merasa terjebak dalam sistem yang tidak fleksibel dan sulit untuk berkembang. Ini bisa menyebabkan suasana kerja yang tegang dan menghambat kolaborasi antar tim.

Dampak-dampak negatif ini dapat merusak iklim kerja, mengurangi produktivitas, dan bahkan berdampak pada reputasi perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk menyeimbangkan penghargaan terhadap senioritas dengan pengakuan terhadap kinerja, kompetensi, dan potensi semua karyawan.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun