Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Ciri yang Menggambarkan Kalau Kamu adalah Guru yang Kolot

23 Agustus 2024   09:24 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:27 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://id.quora.com/Mengapa-pengajar-ilmu-eksak-terkesan-kolot-galak-dan-suka-mempersulit-hidup-murid)

Sadar atau tidak, sifat kolot yang dimiliki seorang guru pada akhirnya dapat membawa guru tersebut kepada kesulitan yang disebabkan oleh diri mereka sendiri dan itu akan berakhir pada proses pendidikan yang tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Berikut adalah 5 ciri yang menandakan bahwa kamu termasuk guru yang kolot:

5 Ciri yang Menandakan bahwa Kamu Termasuk dalam Golongan Guru yang Kolot

 1. Enggan Menerima Perubahan: Salah satu ciri utama seorang guru yang kolot adalah ketidaksediaan untuk menerima perubahan, baik dalam metode pengajaran, kurikulum, atau teknologi pendidikan. Jika kamu merasa nyaman dengan cara lama dan selalu menolak atau merasa ragu untuk mencoba pendekatan baru, ini bisa menjadi tanda bahwa kamu termasuk dalam golongan guru yang kolot.

 2. Mengandalkan Metode Pengajaran Tradisional: Guru yang kolot cenderung terus-menerus menggunakan metode pengajaran tradisional, seperti ceramah satu arah, tanpa mencoba metode pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis pada partisipasi siswa, seperti diskusi kelompok atau pembelajaran berbasis proyek.

 3. Kurangnya Keterbukaan terhadap Kritik dan Umpan Balik: Jika kamu merasa tidak nyaman menerima kritik atau umpan balik dari siswa, rekan sejawat, atau pihak sekolah, dan cenderung mengabaikan masukan tersebut, ini bisa menunjukkan sifat kolot. Guru yang kolot biasanya merasa bahwa cara mereka mengajar adalah yang terbaik dan enggan melakukan perubahan.

 4. Menolak Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran: Dalam era digital ini, teknologi memainkan peran penting dalam pembelajaran. Jika kamu masih menolak menggunakan teknologi seperti aplikasi pembelajaran, platform daring, atau alat bantu digital dalam kelas, ini menandakan bahwa kamu mungkin termasuk dalam golongan guru yang kolot.

 5. Berkutat pada Buku Teks dan Materi Lama: Guru yang kolot sering kali bergantung pada buku teks dan materi yang sudah lama digunakan, meskipun mungkin sudah tidak relevan dengan kebutuhan siswa saat ini. Mereka cenderung tidak mencari atau mengembangkan materi baru yang lebih sesuai dengan perkembangan kurikulum dan kebutuhan peserta didik.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun