Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Darah Merah Serdadu

17 Agustus 2024   05:12 Diperbarui: 17 Agustus 2024   06:46 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://radarmukomuko.disway.id)

DARAH MERAH SERDADU

Ardi Bagus Prasetyo (2024)

 

Selamat Pagi Jendral! Ku bilang darah itu merah!

Aku yang lahir dan besar di tanah para pejuang

Hidup yang tak pernah kenal apa itu uang

Proses derita yang tak pernah terbayang

Dicincang, dibuang, bahkan ditendang dari tanah kelahiran sendiri...

Apa itu makna pejuang?

 

Selamat Pagi Jendral! Ku bilang darah itu merah!

Perkenalkan aku...

Aku yang pernah diajak menderita oleh Banga Portugis

Dilumat habis oleh bengisnya 350 tahun hegemoni Belanda

Digerogoti oleh janji busuk siasat Negara Inggris

Hingga dibinasakan oleh manisnya Kebrutalan Jepang

Apa layak Kami Merdeka??

Hari ini, 17 Agustus..

Kami merayakan kemerdekaan itu!

Ya, berdiri seperti patung yang tak tau apakah ini untung?

Menatap langit walau terkadang ujung jari kaki menahan sakit!

Menyumbang doa walau terkadang tak pernah tahu siapa yang diberi doa!

Upacara, kini terkadang tak lagi sakral

Bagi mereka para penguasa berhati ugal!

Bagi mereka para rakyat jelata yang tak tahu makna sakral

Bagi mereka para pelajar yang adabnya masih kurang ajar

Bagi mereka para guru yang terkadang pura-pura lugu!

Atau bagi mereka yang punya hati tapi nuraninya kadang mati!

Sekali lagi selamat hari jadi negara ku

Negara yang telah membesarkanku

Tak peduli salah atau benar di mataku

Negara yang telah memberi arti tentang makna sebuah Rindu

Rindu akan bangsa yang besar

Bangsa Indonesia!

Salam Hormat untuk Ibu Pertiwi

Dari kami yang tak kenal mati!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun