Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selingkuh dan KDRT, Masalah Utama Nikah Muda?

19 Agustus 2024   13:38 Diperbarui: 19 Agustus 2024   13:41 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sadis, mungkin satu kata itu cocok menggambarkan situasi yang dialami oleh seorang selebgram yang juga pernah menjadi mantan atlet anggar yakni Cut Intan Nabila. Berawal dari postingan yang isinya curhat ia yang juga ditampilkan bersama bukti rekaman video CCTV peristiwa KDRT yang menimpanya pada 13 Agustus 2024 kemarin. Terlihat pada video tersebut, suami korban dengan beringasnya melayangkan beberapa pukulan kepada sang istri serta yang paling menjengkelkan siapapun orang yang menonton video tersebut sang anak yang masih bayi juga ikut tertendang. 

Di caption unggahan Video nabila, ia juga menyampaikan bahwa KDRT yang dialaminya sudah sangat sering terjadi bahkan di usia ke-5 tahun perkawinan mereka. Ironi memang tak kala di usia-usia seperti itu yang harusnya seorang istri dan anak harusnya mendapatkan perlakukan spesial serta kasih sayang yang tulus dari sang suami, justru yang didapatkan malah sebaliknya yakni perlakuan kasar yang menyebabkan beban mental serta psikis bagi sang istri. 

Lebih lanjut, akibat viralnya peristiwa tersebut. Polisi yang dalam hal ini adalah Polres Bogor pun bergerak cepat guna menangkap pelaku yang dikabarkan akan kabur menuju Surabaya dari Jakarta. Tapi untungnya, berkat kerjasama dari berbagai pihak si pelaku berhasil diringkus di salah satu Hotel di Kemang, Jakarta Selatan pada Selasa malam (13/8/2024).

Penyebab utama terjadinya Peristiwa KDRT

Melalui unggahannya pula, Nabila menyebutkan bahwa peristiwa KDRT yang dialaminya sudah dialami sejak lama. Bahkan, itu terjadi akibat ulah sang suami yang berani berselingkuh dan berakhir pada pertengkaran hingga berujung pada kekerasan yang dilakukan sang suami. Padahal dalam keterangannya, Nabila juga sudah memaafkan kesalahan suaminya tersebut berulang kali hingga puncaknya ia tak lagi bisa menahan rasa emosi dan sakit hati terlebih ia baru saja melahirkan. 

Seperti yang sama-sama kita tahu, akhir-akhir ini, peristiwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perselingkuhan semakin sering mencuat di Indonesia, baik di kalangan masyarakat umum maupun selebritas. Fenomena ini menunjukkan bahwa masalah dalam hubungan rumah tangga kerap kali berujung pada tindakan kekerasan fisik maupun psikologis yang merusak keharmonisan keluarga. Kasus-kasus KDRT dan perselingkuhan sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakseimbangan dalam hubungan, kurangnya komunikasi yang efektif, serta tekanan ekonomi dan sosial. 

Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pasangan yang terlibat, tetapi juga oleh anak-anak dan keluarga besar yang menjadi korban tidak langsung dari konflik ini. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan undang-undang dan program untuk mencegah KDRT, dan berbagai kampanye telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetiaan dalam pernikahan, kenyataannya kasus-kasus ini masih sering terjadi, mencerminkan tantangan besar dalam upaya membangun keluarga yang sehat dan harmonis di Indonesia.

Apa yang perlu dipersiapkan sebelum memutuskan untuk menikah di usia muda? 

 

Menikah di usia muda membutuhkan persiapan yang matang agar hubungan pernikahan dapat berjalan dengan baik dan harmonis. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum memutuskan untuk menikah di usia muda:

 1. Kesiapan Emosional

   - Pengendalian Diri: Menikah memerlukan kematangan emosional untuk menghadapi berbagai tantangan yang akan muncul dalam kehidupan rumah tangga. Penting untuk bisa mengelola emosi, bersikap sabar, dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

   - Komitmen: Menikah adalah keputusan besar yang membutuhkan komitmen jangka panjang. Pastikan bahwa Anda dan pasangan benar-benar siap untuk menghadapi segala hal bersama, baik suka maupun duka.

 2. Kesiapan Finansial

   - Perencanaan Keuangan: Menikah membutuhkan perencanaan keuangan yang baik. Pastikan Anda memiliki sumber pendapatan yang stabil dan kemampuan untuk mengelola keuangan rumah tangga, termasuk kebutuhan sehari-hari, biaya tempat tinggal, dan persiapan untuk masa depan.

   - Tabungan dan Dana Darurat: Memiliki tabungan yang cukup dan dana darurat sangat penting untuk menghadapi kebutuhan tak terduga.

 3. Kesiapan Mental dan Psikologis

   - Pemahaman tentang Tanggung Jawab: Menikah bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga tanggung jawab terhadap pasangan dan keluarga. Kesiapan mental dan psikologis diperlukan untuk mengatasi tekanan dan tanggung jawab baru yang akan muncul.

   - Konsultasi Pra-Nikah: Mengikuti sesi konseling pra-nikah bisa membantu Anda dan pasangan memahami lebih dalam tentang dinamika pernikahan dan bagaimana menghadapinya secara sehat.

 4. Kesiapan Pendidikan dan Karier

   - Pendidikan: Pertimbangkan apakah Anda sudah menyelesaikan pendidikan yang diperlukan atau memiliki rencana untuk melanjutkannya setelah menikah. Pendidikan yang baik akan mendukung stabilitas finansial dan kehidupan pernikahan.

   - Karier: Pikirkan tentang rencana karier jangka panjang. Menikah muda tidak berarti harus mengorbankan cita-cita karier; pastikan Anda dan pasangan mendukung impian masing-masing.

 5. Pemahaman tentang Dinamika Hubungan

   - Komunikasi yang Efektif: Kunci hubungan yang sehat adalah komunikasi yang terbuka dan jujur. Pastikan Anda dan pasangan dapat berkomunikasi dengan baik, terutama dalam hal menyelesaikan konflik.

   - Nilai dan Tujuan Bersama: Diskusikan nilai-nilai dan tujuan hidup yang ingin dicapai bersama dalam pernikahan. Ini termasuk pandangan tentang anak, karier, dan gaya hidup.

 6. Kesiapan Sosial

   - Dukungan dari Keluarga dan Lingkungan: Dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial sangat penting, terutama saat memutuskan untuk menikah muda. Pastikan Anda memiliki sistem dukungan yang kuat.

   - Kemampuan Beradaptasi: Menikah muda sering kali berarti menghadapi perubahan sosial yang signifikan. Kesiapan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut akan membantu Anda menjalani pernikahan dengan lebih baik.

 7. Kesehatan Fisik dan Reproduksi

   - Kesehatan Pranikah: Melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk memastikan bahwa Anda dan pasangan dalam kondisi sehat secara fisik dan siap untuk menjalani kehidupan bersama.

   - Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi: Pahami aspek-aspek kesehatan reproduksi, termasuk perencanaan kehamilan, agar siap menjalani peran sebagai orang tua jika memutuskan untuk memiliki anak.

Dengan mempertimbangkan dan mempersiapkan semua aspek ini, Anda dan pasangan akan lebih siap untuk menghadapi tantangan pernikahan di usia muda dan membangun kehidupan bersama yang lebih harmonis dan bahagia.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun