Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Kebiasaan Buruk yang Dapat Mengurangi Produktivitas Seseorang

29 Juli 2024   08:43 Diperbarui: 29 Juli 2024   08:45 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebiasaan adalah pola tindakan yang sering dilakukan oleh manusia secara berulang dan otomatis dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini bisa berupa rutinitas sederhana seperti minum kopi pagi, membaca berita sebelum tidur, atau lebih kompleks seperti kebiasaan bekerja dengan cara tertentu. 

Kebiasaan terbentuk karena adanya dorongan untuk mencapai kenyamanan, efisiensi, dan stabilitas dalam hidup. Dengan mengulang tindakan yang sama, manusia mengurangi kebutuhan untuk membuat keputusan baru setiap kali, yang menghemat energi mental dan waktu. Kebiasaan juga memberikan rasa keamanan dan kontrol, karena pola yang konsisten dapat membantu menghadapi ketidakpastian dan mengurangi stres. 

Selain itu, kebiasaan sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan lingkungan, yang mengajarkan individu untuk mengikuti norma dan praktik yang diterima di komunitas mereka. Kebiasaan ini, baik yang positif maupun negatif, membentuk bagian penting dari identitas dan cara hidup seseorang, mempengaruhi kesehatan, produktivitas, dan kesejahteraan secara keseluruhan. 

Pola kebiasaan, menurut ilmuwan kesehatan terkenal, seringkali didefinisikan sebagai rangkaian tindakan berulang yang dilakukan secara otomatis dan konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Dr. Charles Duhigg, seorang penulis dan jurnalis yang terkenal dengan bukunya "The Power of Habit," menjelaskan bahwa pola kebiasaan terdiri dari tiga komponen utama: isyarat (cue), rutinitas (routine), dan hadiah (reward). Isyarat adalah pemicu yang memulai kebiasaan, rutinitas adalah tindakan yang dilakukan secara otomatis sebagai respons terhadap isyarat, dan hadiah adalah manfaat yang diperoleh dari tindakan tersebut, yang memperkuat kebiasaan.

Dr. B.J. Fogg, seorang ahli perilaku dan pendiri Behavior Design Lab di Stanford University, menekankan bahwa kebiasaan terbentuk melalui interaksi antara motivasi, kemampuan, dan pemicu (triggers). Menurutnya, kebiasaan terbentuk lebih mudah ketika perilaku yang diinginkan adalah sederhana dan mudah dilakukan, serta didorong oleh motivasi yang cukup dan pemicu yang jelas.

Dr. James Clear, penulis buku "Atomic Habits," menyoroti pentingnya membuat perubahan kecil yang konsisten untuk membentuk kebiasaan yang baik. Ia menjelaskan bahwa perubahan kecil dalam kebiasaan dapat menghasilkan hasil yang signifikan seiring waktu, dan konsistensi dalam menerapkan kebiasaan positif adalah kunci untuk perubahan jangka panjang.

Secara keseluruhan, para ilmuwan kesehatan sepakat bahwa pola kebiasaan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan kesehatan. Kebiasaan mempengaruhi perilaku, kesehatan mental, dan fisik, serta menentukan keberhasilan individu dalam mencapai tujuan pribadi dan profesional.

Mengenal 7 Pola kebiasaan buruk yang dapat mengganggu produktivitas seseorang

Mengenal dan memahami pola kebiasaan buruk yang dapat mengganggu produktivitas seseorang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan. Berikut adalah tujuh pola kebiasaan buruk yang sering kali menjadi hambatan bagi produktivitas:

1. Menunda-nunda (Prokrastinasi):

   - Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan hingga menit terakhir dapat menyebabkan stres dan hasil kerja yang terburu-buru. Ini sering kali disebabkan oleh ketidakmampuan untuk memulai tugas atau merasa kewalahan dengan pekerjaan yang harus diselesaikan.

2. Multitasking Berlebihan:

   - Meskipun multitasking terlihat efisien, melakukan banyak tugas sekaligus sering kali mengurangi kualitas kerja dan meningkatkan kemungkinan kesalahan. Otak manusia tidak dirancang untuk fokus pada banyak tugas secara bersamaan, sehingga berpindah-pindah tugas dapat mengganggu konsentrasi dan produktivitas.

3. Kurang Tidur:

   - Kebiasaan kurang tidur dapat mempengaruhi fungsi kognitif, konsentrasi, dan energi. Kurang tidur secara konsisten dapat mengakibatkan penurunan produktivitas dan kualitas kerja, serta meningkatkan risiko kesehatan.

4. Penggunaan Media Sosial yang Tidak Terkontrol:

   - Menghabiskan waktu yang berlebihan di media sosial dapat mengalihkan perhatian dari tugas-tugas penting. Ketergantungan pada platform media sosial untuk hiburan atau interaksi sosial dapat mengurangi waktu yang digunakan untuk pekerjaan produktif.

5. Kebiasaan Mengabaikan Istirahat:

   - Mengabaikan kebutuhan untuk istirahat dan rekreasi dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik. Istirahat yang cukup penting untuk menjaga keseimbangan kerja dan kesehatan, serta untuk memulihkan energi dan meningkatkan fokus.

6. Tidak Memiliki Tujuan atau Rencana yang Jelas:

   - Tanpa tujuan atau rencana yang jelas, seseorang dapat kehilangan arah dan mengalami kesulitan dalam mengelola waktu dan sumber daya. Kebiasaan ini sering kali menyebabkan pekerjaan tidak terstruktur dan hasil yang tidak memuaskan.

7. Lingkungan Kerja yang Tidak Teratur:

   - Lingkungan kerja yang berantakan atau tidak terorganisir dapat mengganggu konsentrasi dan efisiensi. Kekacauan di ruang kerja dapat menyebabkan hilangnya waktu mencari barang dan mengurangi kemampuan untuk fokus pada tugas-tugas penting.

Mengidentifikasi dan mengatasi kebiasaan-kebiasaan ini dapat membantu meningkatkan produktivitas dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih efektif dan memuaskan.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun