Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Miskonsepsi yang Sering Terjadi antara Guru Tua vs Guru Muda di Lingkungan Pekerjaan

11 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:23 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Miskonsepsi seringkali terjadi dalam dunia kerja dan dapat memengaruhi persepsi dan interaksi antara karyawan, atasan, dan perusahaan secara keseluruhan. Salah satu miskonsepsi yang sering terjadi adalah persepsi yang salah tentang ekspektasi, tugas, dan tanggung jawab di tempat kerja. Misalnya, beberapa karyawan mungkin menganggap bahwa pekerjaan yang di lakukan tidak sejalan dengan kemampuan atau kualifikasi mereka, atau mereka mungkin memiliki harapan yang tidak realistis terkait promosi dan penghargaan.

Selain itu, miskonsepsi juga sering terjadi terkait komunikasi dan hubungan antarpribadi di lingkungan kerja. Misalnya, terjadi kesalahpahaman antara atasan dan bawahan tentang tujuan proyek, arahan kerja, atau harapan yang diungkapkan. Selain itu, miskonsepsi tentang motivasi dan niat seseorang juga dapat memengaruhi dinamika tim dan hubungan kerja.

Selain itu, persepsi yang salah tentang budaya kerja dan nilai perusahaan juga merupakan sumber miskonsepsi yang sering terjadi. Beberapa karyawan mungkin tidak sepenuhnya memahami nilai-nilai perusahaan atau harapan manajemen terhadap budaya kerja yang diinginkan. Hal ini dapat mengakibatkan ketegangan antara karyawan dan manajemen, serta berkontribusi pada ketidakpuasan kerja dan tingkat keengganan dalam beradaptasi dengan perubahan.

Miskonsepsi juga dapat timbul terkait dengan kinerja dan penilaian karyawan. Karyawan mungkin memiliki persepsi yang tidak akurat tentang bagaimana kinerja mereka dievaluasi atau tentang seberapa jelas kriteria yang digunakan dalam proses penilaian.

Penting bagi organisasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi miskonsepsi ini melalui komunikasi yang jelas, pelatihan yang tepat, dan budaya kerja yang terbuka. Memperbaiki miskonsepsi dapat meningkatkan kepuasan kerja, produktivitas, dan kolaborasi di tempat kerja, serta memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan.

Miskonsepsi di Lingkungan Kerja (Sekolah) antara Guru Tua vs Guru Muda

(id.lovepik.com)
(id.lovepik.com)

Fenomena miskonsepsi antara guru tua dan guru muda di lingkungan kerja seringkali terjadi dalam dunia pendidikan, di mana perbedaan generasi, pengalaman, dan cara pandang sering menjadi sumber ketegangan dan kesalahpahaman. Guru tua seringkali memiliki pengalaman yang luas dan pengetahuan yang mendalam tentang pendidikan, sementara guru muda sering membawa ide-ide segar, keterampilan teknologi yang canggih, dan semangat baru dalam mengajar. Namun, perbedaan ini dapat menghasilkan miskonsepsi yang mengganggu kolaborasi dan kerjasama di antara keduanya. Berikut adalah beberapa contoh miskonsepsi yang sering terjadi:

1) Teknologi dan Metode Pengajaran:

Guru Tua: Mungkin memiliki kecenderungan untuk menggunakan metode pengajaran konvensional yang telah terbukti.
Guru Muda: Mungkin lebih cenderung mengadopsi teknologi baru dan metode pengajaran yang inovatif.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap terlalu eksperimental atau tidak menghargai nilai-nilai tradisional, sementara guru tua bisa dianggap ketinggalan zaman atau enggan beradaptasi dengan perubahan.

2) Keterampilan Teknologi:

Guru Tua: Mungkin merasa kurang percaya diri dalam menggunakan teknologi modern.
Guru Muda: Mungkin merasa guru tua tidak mau belajar atau mengadopsi teknologi baru.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap menggurui atau meremehkan, sedangkan guru tua bisa dianggap tidak mau berubah atau terlalu lamban dalam mengikuti perkembangan.

3) Pengalaman dan Otoritas:

Guru Tua: Mungkin merasa pengalaman mereka tidak dihargai atau diabaikan.
Guru Muda: Mungkin merasa sulit untuk memberikan masukan atau mencoba ide-ide baru karena dianggap kurang berpengalaman.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap kurang hormat terhadap pengalaman guru tua, sedangkan guru tua bisa dianggap keras kepala atau terlalu dominan.

4) Komunikasi dan Kolaborasi:

Guru Tua: Mungkin lebih menyukai komunikasi langsung atau tatap muka.
Guru Muda: Mungkin lebih nyaman dengan komunikasi melalui media sosial atau pesan teks.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap kurang sopan atau tidak menghargai komunikasi langsung, sedangkan guru tua bisa dianggap ketinggalan zaman atau tidak mau beradaptasi.

5) Pentingnya Peran dan Kontribusi:

Guru Tua: Mungkin merasa perlu untuk mempertahankan tradisi dan nilai-nilai yang telah ada.
Guru Muda: Mungkin ingin membawa perubahan dan inovasi untuk meningkatkan pembelajaran.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap merusak sistem yang sudah ada, sedangkan guru tua bisa dianggap tidak mau melihat peluang baru untuk perbaikan.

Mengatasi miskonsepsi antara guru tua dan guru muda memerlukan komunikasi terbuka, saling pengertian, dan kerjasama. Penting bagi kedua belah pihak untuk mengakui nilai dan kelebihan masing-masing generasi serta bersedia belajar satu sama lain untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa dan memperkuat tim pengajar secara keseluruhan.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun