2) Keterampilan Teknologi:
Guru Tua: Mungkin merasa kurang percaya diri dalam menggunakan teknologi modern.
Guru Muda: Mungkin merasa guru tua tidak mau belajar atau mengadopsi teknologi baru.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap menggurui atau meremehkan, sedangkan guru tua bisa dianggap tidak mau berubah atau terlalu lamban dalam mengikuti perkembangan.
3) Pengalaman dan Otoritas:
Guru Tua: Mungkin merasa pengalaman mereka tidak dihargai atau diabaikan.
Guru Muda: Mungkin merasa sulit untuk memberikan masukan atau mencoba ide-ide baru karena dianggap kurang berpengalaman.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap kurang hormat terhadap pengalaman guru tua, sedangkan guru tua bisa dianggap keras kepala atau terlalu dominan.
4) Komunikasi dan Kolaborasi:
Guru Tua: Mungkin lebih menyukai komunikasi langsung atau tatap muka.
Guru Muda: Mungkin lebih nyaman dengan komunikasi melalui media sosial atau pesan teks.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap kurang sopan atau tidak menghargai komunikasi langsung, sedangkan guru tua bisa dianggap ketinggalan zaman atau tidak mau beradaptasi.
5) Pentingnya Peran dan Kontribusi:
Guru Tua: Mungkin merasa perlu untuk mempertahankan tradisi dan nilai-nilai yang telah ada.
Guru Muda: Mungkin ingin membawa perubahan dan inovasi untuk meningkatkan pembelajaran.
Miskonsepsi: Guru muda bisa dianggap merusak sistem yang sudah ada, sedangkan guru tua bisa dianggap tidak mau melihat peluang baru untuk perbaikan.
Mengatasi miskonsepsi antara guru tua dan guru muda memerlukan komunikasi terbuka, saling pengertian, dan kerjasama. Penting bagi kedua belah pihak untuk mengakui nilai dan kelebihan masing-masing generasi serta bersedia belajar satu sama lain untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa dan memperkuat tim pengajar secara keseluruhan.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H