Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Peran Guru dalam Mendukung Peningkatan Daya Kritis Peserta Didik?

5 Juni 2024   21:00 Diperbarui: 5 Juni 2024   22:41 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daya kritis anak adalah kemampuan anak untuk secara aktif menganalisis, mengevaluasi, dan mempertanyakan informasi atau situasi yang mereka hadapi. Kemampuan ini mencakup proses berpikir yang logis dan reflektif, di mana anak dapat mengidentifikasi masalah, mengeksplorasi berbagai sudut pandang, dan mengambil keputusan yang didasarkan pada penalaran yang baik. 

Daya kritis juga dapat dikatakan sebagai salah satu keterampilan yang penting, sebab dapat membantu anak dalam memahami dunia di sekitarnya dengan lebih mendalam dan membuat mereka mampu mengatasi tantangan dengan cara yang lebih efektif.

Melalui pengembangan daya kritis, anak belajar untuk tidak menerima informasi secara mentah-mentah, tetapi selalu mencari pemahaman yang lebih dalam dan mempertimbangkan implikasi dari informasi tersebut. 

Kemampuan ini sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran sepanjang hayat dan membentuk individu yang berpikiran terbuka, mandiri, dan bijaksana.

Daya kritis pada anak mulai muncul secara signifikan pada usia sekolah dasar, sekitar usia 7 hingga 12 tahun, ketika mereka mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan logis. 

Pada tahap ini, anak-anak mulai mampu memahami konsep yang lebih kompleks dan dapat mengevaluasi informasi dari berbagai perspektif.  Daya kritis sangat penting bagi anak karena membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir yang independen dan analitis. 

Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa daya kritis pada anak mulai berkembang secara signifikan pada usia sekitar 7 hingga 12 tahun. Pada rentang usia ini, yang juga dikenal sebagai masa sekolah dasar, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih logis dan abstrak, memungkinkan mereka untuk menganalisis informasi dengan lebih mendalam dan mempertanyakan berbagai hal yang mereka hadapi.

Studi perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, seorang psikolog terkenal, menyebutkan bahwa pada tahap ini, anak memasuki tahap operasional konkret (sekitar usia 7-11 tahun) dan kemudian tahap operasional formal (mulai sekitar usia 12 tahun). 

Pada tahap operasional konkret, anak-anak mulai memahami konsep logika yang lebih kompleks dan dapat melakukan operasi mental terhadap objek nyata dan peristiwa. Mereka mulai mampu melakukan pemikiran logis dan mulai mempertanyakan informasi dengan cara yang lebih kritis.

Dengan memiliki daya kritis, anak dapat belajar untuk tidak menerima informasi secara mentah-mentah, melainkan mengevaluasi dan mempertanyakan setiap informasi yang mereka terima. Ini mendorong mereka untuk berpikir lebih mendalam dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang salah atau menyesatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun