Mahasiswa semester akhir sering kali dihadapkan pada berbagai dilema yang kompleks dan mempengaruhi masa depan mereka. Salah satu dilema utama yang mereka hadapi adalah memilih antara fokus pada studi akademis atau memperluas pengalaman praktis.
Di satu sisi, mereka mungkin merasa tertarik untuk mengejar prestasi akademis yang tinggi untuk meningkatkan peluang mereka di dunia kerja atau melanjutkan pendidikan tingkat lanjut.
Namun di sisi lain, mereka juga menyadari pentingnya memiliki pengalaman kerja atau magang untuk mengembangkan keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh industri.
Dalam menghadapi dilema ini, mahasiswa sering merasa tertekan dan bingung tentang langkah terbaik yang harus mereka ambil. Mereka mungkin khawatir bahwa fokus terlalu banyak pada studi akademis akan mengorbankan pengalaman praktis yang berharga, sementara memprioritaskan pengalaman praktis bisa berdampak negatif pada pencapaian akademis mereka.
Selain itu, masalah finansial juga bisa menjadi pertimbangan, karena mereka mungkin perlu bekerja paruh waktu untuk mendukung diri mereka sendiri atau membayar biaya pendidikan.
Salah satu dilema dan kekhawatiran yang dialami mahasiswa akhir adalah masa penyusunan skripsi tiba. Skripsi seakan telah menjadi momok menakutkan bagi sebagian mahasiswa di semester akhir perkuliahan.
Bagaimana tidak, kita yang berada di posisi itu akan merasa agaknya lebih baik menikmati semester satu hingga semester lima setelahnya justru agak menakutkan. Hal yang paling menakutkan, salah satunya ketika ketua prodi atau dosen pengajar mengumumkan bahwa seluruh mahasiswa semester akhir diwajibkan mengumpulkan judul skripsi.Â
Pengajuan judul skripsi bagi mahasiswa akhir merupakan salah satu dilema yang signifikan dalam perjalanan akademik mereka. Mahasiswa sering kali dihadapkan pada berbagai pertimbangan yang kompleks dalam menentukan judul skripsi yang tepat.
Dilema ini sering kali mencakup berbagai faktor, seperti minat pribadi, relevansi dengan bidang studi, ketersediaan sumber daya dan bahan penelitian, serta kebutuhan akademik dan profesional mereka di masa depan.
Salah satu dilema utama adalah menemukan keseimbangan antara mengejar topik yang sesuai dengan minat pribadi mereka dan topik yang memiliki relevansi yang kuat dengan bidang studi atau industri tertentu. Meskipun penting untuk memilih topik yang menarik bagi mereka secara pribadi agar mereka tetap termotivasi selama proses penelitian, mereka juga perlu memastikan bahwa topik tersebut akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemahaman atau perkembangan dalam bidang studi mereka.
Selain itu, mahasiswa juga harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan bahan penelitian yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi mereka. Beberapa topik mungkin memerlukan akses ke data yang sulit ditemukan atau perlu melakukan penelitian lapangan yang memakan waktu dan biaya.
Oleh karena itu, mereka harus mempertimbangkan ketersediaan sumber daya ini dan merencanakan dengan hati-hati bagaimana mereka akan mengatasi kendala tersebut.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga perlu mempertimbangkan kebutuhan akademik dan profesional mereka di masa depan. Mereka mungkin ingin memilih topik yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk karier yang mereka inginkan, atau topik yang dapat memberikan kontribusi pada penelitian atau proyek yang ingin mereka ikuti di masa depan.
Mana yang lebih utama, mengajukan judul atau mengajukan masalah yang ingin diteliti?
Bagi mahasiswa akhir, pertanyaan tentang mana yang lebih dahulu diajukan, judul skripsi atau masalah yang akan diteliti, sering kali menjadi suatu dilema yang memerlukan pertimbangan yang matang.
Beberapa mahasiswa mungkin cenderung untuk pertama-tama menentukan judul skripsi sebelum menentukan masalah yang akan diteliti, dengan harapan bahwa judul yang menarik akan menarik minat pembimbing dan memudahkan pencarian topik penelitian yang sesuai.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa menentukan masalah penelitian yang signifikan dan relevan lebih penting karena dapat membimbing proses penelitian dengan lebih baik.
Memilih untuk menentukan judul skripsi terlebih dahulu bisa memberikan mahasiswa arah yang jelas dan tujuan yang spesifik untuk penelitian mereka. Namun risikonya adalah jika judul tersebut terlalu luas atau terlalu sempit, mungkin sulit untuk menemukan masalah penelitian yang sesuai atau mendalam.
Sebaliknya, menentukan masalah penelitian terlebih dahulu dapat membantu mahasiswa untuk mengidentifikasi area yang perlu dieksplorasi lebih lanjut dan menemukan relevansi yang lebih langsung dengan kontribusi akademik atau praktis dari penelitian mereka.
Dalam menghadapi dilema ini, penting bagi mahasiswa untuk mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dari kedua pendekatan tersebut serta mencari keseimbangan yang tepat antara keduanya. Diskusi dengan dosen pembimbing dan rekan-rekan sesama mahasiswa juga dapat membantu dalam mengklarifikasi ide dan memperoleh masukan yang berharga.
Pada akhirnya, langkah pertama yang diambil, baik itu menentukan judul skripsi atau masalah penelitian, harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang minat pribadi, tujuan akademik, dan relevansi dengan bidang studi yang dituju.
Jadi mana yang lebih dahulu diajukan?
Sedikit saran dari penulis, jika ingin penelitian yang dilakukan berjalan lancar dan mendapatkan proses yang diharapkan maka mengajukan masalah adalah prioritas utama yang harus diajukan terlebih dahulu.Â
Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang mengambil jurusan Psikologi mungkin tertarik untuk menjalankan penelitian tentang dampak penggunaan media sosial terhadap kesejahteraan mental remaja.
Masalah penelitian yang diajukan dapat berbunyi sebagai berikut:
"Masalah penelitian yang diajukan dalam skripsi ini adalah untuk menyelidiki dampak penggunaan media sosial terhadap kesejahteraan mental remaja. Masalah ini muncul karena semakin meningkatnya penggunaan media sosial di kalangan remaja saat ini dan adanya kekhawatiran tentang efek negatifnya terhadap kesejahteraan mental mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti seberapa sering dan dalam konteks apa remaja menggunakan media sosial, apa jenis interaksi yang paling umum terjadi di platform media sosial, dan bagaimana penggunaan media sosial berkorelasi dengan tingkat stres, kecemasan, dan depresi pada remaja. Dengan memahami hubungan antara penggunaan media sosial dan kesejahteraan mental remaja, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga untuk pengembangan intervensi yang lebih efektif dalam mendukung kesehatan mental generasi muda."
Itulah ulasan singkat tentang dilema yang sering dirasakan mahasiswa akhir tentang mana yang lebih dahulu diajukan pada saat masa penyusunan skripsi tiba judul atau masalah.
Semoga bermanfaat!
#SalamLiterasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI