Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sisi Kelam Pembungkaman Pers yang Pernah Terjadi Di Indonesia

30 Maret 2024   14:04 Diperbarui: 30 Maret 2024   14:04 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama pendudukan Indonesia di Timor Timur (sekarang Timor Leste) dari tahun 1975 hingga 1999, wartawan sering kali menjadi sasaran intimidasi, penangkapan, atau bahkan pembunuhan oleh aparat keamanan Indonesia. Pembantaian dan penyiksaan terhadap wartawan Timor Timur, seperti Roger East pada tahun 1975, adalah contoh ekstrem dari pembungkaman pers di wilayah tersebut.

3) Penganiayaan Wartawan Paparazzi (1996):

Pada tahun 1996, wartawan-wartawan paparazzi yang sedang meliput kontroversi politik di Indonesia menjadi korban penganiayaan yang brutal. Mereka diserang oleh preman yang diduga bekerja atas perintah orang-orang berpengaruh yang tak senang dengan liputan media tentang skandal politik pada saat itu. Kejadian ini menggarisbawahi rentannya para wartawan yang melaporkan berita kontroversial di Indonesia.

4) Pembungkaman Media Independen pada Era Orde Baru:

Selama masa Orde Baru di bawah pemerintahan Soeharto, banyak media independen dibungkam atau dikuasai oleh rezim. Surat kabar seperti "Tempo" dan "Detik" mengalami sensor dan penindasan. Beberapa wartawan yang berani melawan rezim bahkan ditahan atau mengalami penyiksaan. Pembungkaman ini membuktikan betapa sulitnya bagi media independen untuk bertahan di bawah tekanan rezim otoriter.

Kisah-kisah ini menjadi pengingat penting akan tantangan yang dihadapi oleh pers di Indonesia dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi dan menjaga independensinya. Meskipun telah ada perbaikan di era pasca-Reformasi, upaya untuk melindungi wartawan dan memastikan kebebasan pers tetap merupakan tugas yang belum selesai dalam membangun masyarakat yang demokratis dan beradab.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun