Gangguan Mental: Kekerasan mental dapat menyebabkan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau gangguan stres pasca-trauma pada anak.
Kurangnya Kepercayaan Diri: Anak yang menjadi korban kekerasan mungkin mengalami penurunan kepercayaan diri dan harga diri. Mereka dapat merasa tidak berdaya dan meragukan kemampuan mereka sendiri.
Gangguan Perilaku: Kekerasan dapat memicu perilaku yang tidak sehat, termasuk agresi, isolasi diri, atau keterlibatan dalam perilaku merusak.
Gangguan Hubungan Sosial: Anak yang mengalami kekerasan mungkin mengalami kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan sosial yang sehat dengan teman-teman sebayanya.
Sikap Negatif terhadap Belajar: Kekerasan dapat menghambat kemampuan anak untuk berkonsentrasi dan belajar dengan baik di sekolah, yang berpotensi mempengaruhi prestasi akademis mereka.
Siklus Kekerasan: Anak yang mengalami kekerasan cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi pelaku kekerasan di masa dewasa. Dengan kata lain, kekerasan dapat menciptakan siklus yang berulang.
Dampak Jangka Panjang:
Masalah Kesehatan Mental di Masa Dewasa: Anak yang mengalami kekerasan dapat mengalami dampak negatif pada kesehatan mental mereka di masa dewasa, bahkan setelah dewasa.
Gangguan Perilaku di Masa Dewasa: Dampak kekerasan pada masa anak-anak dapat mempengaruhi perilaku dan hubungan interpersonal mereka di masa dewasa.
Pentingnya Peran Sosial: Anak yang mengalami kekerasan dapat menghadapi kesulitan dalam berpartisipasi dalam masyarakat dan membangun hubungan sosial yang sehat di kemudian hari.
Untuk mencegah dan mengatasi dampak buruk tersebut, penting untuk memberikan perlindungan, dukungan, dan perawatan yang sesuai bagi anak yang mengalami kekerasan. Upaya pencegahan dan intervensi diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perkembangan anak-anak.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H