Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengapa E-sport Sulit Diterima Sebagian Sekolah-Sekolah di Indonesia?

8 Februari 2024   22:08 Diperbarui: 13 Februari 2024   20:12 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun perkembangan esports di sekolah-sekolah di Indonesia mengalami kemajuan, masih ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar pengembangan ini dapat berlangsung lebih efektif. Berikut adalah beberapa tantangan utama:

1) Kurangnya Pengetahuan dan Pemahaman: Beberapa pihak, termasuk orang tua dan guru, mungkin belum sepenuhnya memahami potensi positif dari esports. Pengetahuan yang terbatas tentang manfaat pendidikan dan keterampilan yang dapat dikembangkan melalui esports dapat menjadi hambatan dalam mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak terkait.

2) Kesulitan Mendapatkan Dukungan Finansial: Pendanaan untuk infrastruktur esports, peralatan, dan pelatihan dapat menjadi tantangan, terutama di sekolah-sekolah dengan anggaran terbatas. Dukungan finansial dari pihak sekolah, pemerintah, atau mitra industri perlu ditingkatkan untuk memastikan kelangsungan kegiatan esports.

3) Infrastruktur dan Aksesibilitas: Sejumlah sekolah mungkin mengalami kendala infrastruktur, terutama dalam hal akses internet yang cepat dan perangkat keras yang memadai. Infrastruktur yang kurang memadai dapat membatasi kemampuan sekolah untuk menyelenggarakan turnamen dan melibatkan siswa secara maksimal.

4) Kurangnya Pelatih dan Pendukung Ahli: Menyediakan pelatih dan pendukung yang memiliki pemahaman mendalam tentang esports serta keterampilan manajerial dan pelatihan dapat menjadi tantangan. Pelibatan profesional esports atau pengembang permainan untuk memberikan panduan dan pembimbingan dapat membantu mengatasi hal ini.

5) Integrasi dengan Kurikulum Formal: Meskipun beberapa sekolah telah mulai mengintegrasikan esports ke dalam program pendidikan formal, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa kegiatan ini benar-benar mendukung kurikulum dan membantu siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan masa depan.

6) Pentingnya Keseimbangan dengan Kegiatan Lain: Siswa perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya keseimbangan antara waktu yang dihabiskan untuk esports dan kegiatan lain, termasuk tugas sekolah, kegiatan fisik, dan interaksi sosial.

7) Tantangan Dalam Penyelenggaraan Turnamen: Penyelenggaraan turnamen esports di antara sekolah-sekolah dapat melibatkan beberapa tantangan, seperti penjadwalan yang sulit, pemilihan aturan yang adil, dan koordinasi logistik. Diperlukan kerja sama yang baik antar sekolah dan pihak terkait untuk mengatasi hal ini.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, pengembangan esports di sekolah-sekolah di Indonesia dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi siswa dan membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan beragam.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun