Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembunuhan Satu Keluarga di Babulu Laut, Penajam Paser Utara: Benarkah Hanya Motif Dendam atau Memang Psikopat?

8 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Psikopat"-Mungkin kata itulah yang cocok menggambarkan kengerian dan kekejian yang dilakukan seorang remaja berusia 16 tahun berinisial "J" kala mampu menghabisi nyawa 1 keluarga yang terdiri dari kedua orang tua serta 3 anak di desa Babulu Laut, Kabupaten Penajam Paser Utara pada 6 Februari 2024 lalu. Peristiwa yang terjadi pada dinihari tersebut menjadi yang terburuk dalam sejarah dan pertama kalinya terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Pembunuhan yang terjadi di Jalan sekunder 8, Desa Babulu Laut tersebut kabarnya dilatarbelakangi oleh motif dendam yang dialami oleh sang pelaku. Namun, akar permasalahannya juga belum diketahui dengan pasti dan masih didalami oleh polisi. Tak hanya sekedar membunuh, pelaku juga dengan teganya memperkosa jasad anak pertama dari korban yakni  pasangan suami dan istri yakni Waluyo (34) dan Sri Winarsih (33). 

Menurut keterangan dari berbagai sumber, penyebab dari kejadian pembunuhan tersebut yakni pelaku sempat berada dalam pengaruh alkohol sehingga pada saat kejadian tersebut terjadi pelaku melakukan dengan kejam dan membabi buta. Namun yang menjadi janggal, adalah pelaku seakan juga telah mengetahui kondisi dari rumah korban sebelum ia melakukan aksi kejamnya tersebut.

Mematikan lampu rumah, menunggu suami dan ayah dari para korban, serta merudapaksa korban yang usianya tidak terpaut jauh dari sang pelaku menjadikan muncul dugaan atau asumsi liar bahwa pelaku memang terlibat masalah pribadi dengan korban terutama usia pelaku juga masih di bawah umur. 

Lantas, benarkah motif pelaku melakukan kejahatan keji tersebut hanya karena dendam? Atau adakah sebab lain sehingga hal tersebut menjadikan pelaku gelap mata sehingga mau dan tega melakukan perbuatan biadab tersebut?

Untuk lebih jelas biarkan polisi yang mencoba mengusutnya hingga tuntas dan semoga para korban yang telah meninggal dunia mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Penyebab munculnya sikap psikopat seseorang

Psikopati dan perilaku pembunuhan adalah kondisi kompleks yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor, dan penyebabnya tidak dapat dijelaskan dengan satu faktor tunggal. Pemahaman mengenai psikopati dan perilaku kekerasan telah menjadi fokus penelitian ilmu psikologi, psikiatri, dan kriminologi. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan psikopati atau perilaku pembunuhan antara lain:

Faktor Genetik:
Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam predisposisi terhadap perilaku psikopati atau kekerasan. Namun, gen tidaklah satu-satunya penyebab, dan interaksi dengan faktor lingkungan juga memiliki peran.

Faktor Lingkungan:
Lingkungan tempat seseorang tumbuh dan berkembang dapat memengaruhi perkembangan kepribadian dan perilaku. Lingkungan keluarga yang disfungsional, pengalaman traumatis, atau paparan terhadap kekerasan dapat memberikan kontribusi pada perkembangan psikopati atau perilaku kriminal.

Gangguan Neurologis atau Psikiatris:
Gangguan neurologis atau psikiatris, seperti gangguan kepribadian antisosial atau gangguan psikopat, dapat menjadi faktor yang signifikan dalam perkembangan psikopati. Gangguan ini dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia dan orang di sekitarnya.

Ketidakseimbangan Kimia Otak:
Adanya ketidakseimbangan kimia dalam otak, terutama terkait dengan neurotransmitter tertentu seperti serotonin, dopamin, dan noradrenalin, telah dikaitkan dengan beberapa gangguan mental dan perilaku agresif.

Kurangnya Empati dan Rasa Bersalah:
Psikopati sering kali ditandai oleh kurangnya kemampuan untuk merasakan empati atau rasa bersalah. Kekurangan ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk memahami dampak negatif dari tindakan mereka terhadap orang lain.

Pengalaman Traumatis:
Pengalaman traumatis seperti pelecehan fisik atau seksual, kekerasan dalam rumah tangga, atau pengabaian dalam masa kecil dapat memicu perkembangan perilaku antisosial atau psikopati.

Faktor Sosial dan Ekonomi:
Faktor sosial, seperti ketidakstabilan ekonomi, kemiskinan, atau ketidaksetaraan sosial, juga dapat berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terlibat dalam perilaku kriminal atau kekerasan.

Paparan Kekerasan Media:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap kekerasan dalam media, terutama pada tingkat yang tinggi dan tanpa pengawasan, dapat mempengaruhi perilaku dan mendorong tindakan agresif pada beberapa individu.

Perlu dicatat bahwa tidak semua orang dengan faktor-faktor ini akan menjadi psikopat atau terlibat dalam perilaku kriminal. Beberapa individu dapat mengatasi risiko ini melalui dukungan sosial, intervensi terapeutik, dan pendidikan. Pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor tersebut dapat membantu dalam pencegahan dan intervensi yang lebih efektif untuk individu yang berisiko.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun