Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembunuhan Satu Keluarga di Babulu Laut, Penajam Paser Utara: Benarkah Hanya Motif Dendam atau Memang Psikopat?

8 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 8 Februari 2024   12:01 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan Neurologis atau Psikiatris:
Gangguan neurologis atau psikiatris, seperti gangguan kepribadian antisosial atau gangguan psikopat, dapat menjadi faktor yang signifikan dalam perkembangan psikopati. Gangguan ini dapat mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia dan orang di sekitarnya.

Ketidakseimbangan Kimia Otak:
Adanya ketidakseimbangan kimia dalam otak, terutama terkait dengan neurotransmitter tertentu seperti serotonin, dopamin, dan noradrenalin, telah dikaitkan dengan beberapa gangguan mental dan perilaku agresif.

Kurangnya Empati dan Rasa Bersalah:
Psikopati sering kali ditandai oleh kurangnya kemampuan untuk merasakan empati atau rasa bersalah. Kekurangan ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk memahami dampak negatif dari tindakan mereka terhadap orang lain.

Pengalaman Traumatis:
Pengalaman traumatis seperti pelecehan fisik atau seksual, kekerasan dalam rumah tangga, atau pengabaian dalam masa kecil dapat memicu perkembangan perilaku antisosial atau psikopati.

Faktor Sosial dan Ekonomi:
Faktor sosial, seperti ketidakstabilan ekonomi, kemiskinan, atau ketidaksetaraan sosial, juga dapat berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terlibat dalam perilaku kriminal atau kekerasan.

Paparan Kekerasan Media:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap kekerasan dalam media, terutama pada tingkat yang tinggi dan tanpa pengawasan, dapat mempengaruhi perilaku dan mendorong tindakan agresif pada beberapa individu.

Perlu dicatat bahwa tidak semua orang dengan faktor-faktor ini akan menjadi psikopat atau terlibat dalam perilaku kriminal. Beberapa individu dapat mengatasi risiko ini melalui dukungan sosial, intervensi terapeutik, dan pendidikan. Pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor tersebut dapat membantu dalam pencegahan dan intervensi yang lebih efektif untuk individu yang berisiko.

#SalamLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun