Pertemuan Antar-Korea di Meja Makan Damai (2018): Pada tahun 2018, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, bertemu di Gedung Perdamaian, yang berada di Zona Demiliterisasi Korea. Pertemuan ini bertujuan untuk meredakan ketegangan dan meningkatkan hubungan antara kedua Korea.
Pembicaraan Perdamaian Israel-Palestina (berbagai kali): Sejumlah pertemuan negosiasi antara Israel dan Palestina telah terjadi di meja makan dalam upaya mencapai kesepakatan perdamaian yang berkelanjutan dan mengakhiri konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut.
Konferensi Meja Makan Versailles (1919): Setelah Perang Dunia I, pemimpin-pemimpin dari berbagai negara bertemu di Versailles, Prancis, untuk merumuskan Perjanjian Versailles. Meskipun sebagian besar negosiasi terjadi di dalam ruang konferensi, ada juga momen di mana para pemimpin bertemu untuk makan bersama dan membahas ketentuan-ketentuan perjanjian tersebut.
Ini hanya beberapa contoh dari sejarah politik meja makan di dunia. Pertemuan-pertemuan semacam itu sering kali memainkan peran penting dalam pembentukan kebijakan dan penyelesaian konflik di tingkat internasional.
Dalam kesimpulan, praktik politik meja makan telah menjadi bagian integral dari sejarah diplomasi dunia. Pertemuan-pertemuan informal di sekitar meja makan sering kali memberikan kesempatan bagi pemimpin-pemimpin dan negosiator-negosiator untuk membangun hubungan personal, mengurangi ketegangan, dan merintis jalan menuju perdamaian atau kesepakatan politik yang penting. Meskipun suasana santai, pertemuan-pertemuan ini tidak boleh dianggap remeh, karena seringkali keputusan-keputusan penting yang memengaruhi nasib negara-negara dan rakyat mereka dibuat di tengah obrolan santai ini.Â
Politik meja makan menyoroti pentingnya komunikasi interpersonal, empati, dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik dan membangun kerjasama antarbangsa. Oleh karena itu, sejarah politik meja makan mencerminkan kompleksitas dan dinamika dari tata hubungan internasional, di mana baik keputusan rasional maupun elemen-elemen emosional dan manusiawi berperan dalam membentuk dunia politik kita saat ini.
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H