kemuning emas menunduk khidmat
datang pula benteng besi dari barat
baris demi baris mulai merapatÂ
mengacungkan mesin pembunuhnya
bulir demi bulir emas jatuhÂ
mereka bersimbah dalam lumpur merah
air mata dan darah
caping dan cangkul tak lagi berbau kayu
tak lagi ada sesosok penuh peluh itu
tak lagi ada tanah pada baju
hanya ada sorot mata sayu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!