Mohon tunggu...
Ardian Syam
Ardian Syam Mohon Tunggu... profesional -

Membangun ekosistem buku digital sama menyenangkannya dengan menciptakan buku untuk dibaca. Begitu pula dengan menerbitkan buku-buku digital yang akan dibaca di seluruh dunia. Bangga dengan Jentera Pustaka, AlineaTV, NulisSeru dan karya-karyanya. Silakan kontak melalui twitter: @ArdianSyam

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Menjelaskan Tanpa Backstory

18 Desember 2015   09:38 Diperbarui: 18 Desember 2015   11:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan backstory terbaik

Novel adalah fragmen. Sebuah potongan masa kehidupan seseorang atau beberapa tokoh novel. Bukan kisah panjang kehidupan sejak seorang tokoh lahir hingga meninggal. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, seseorang bisa sangat dipengaruhi oleh masa lalunya. Saat itulah backstory diperlukan, untuk membuat pembaca merasa bahwa tokoh itu memang nyata dan meyakini bahwa sang tokoh memiliki keberadaan di luar novel. Pilihan lain dari backstory bukan tidak menceritakan masa lalu tokoh tersebut, melainkan memilih cara yang tepat untuk digunakan.

Tadi kita sudah diskusikan bahwa backstory bisa memperlambat irama cerita, sehingga bukan hanya memilih untuk menggunakan backstory atau tidak, tetapi juga pilih saat untuk menceritakan masa lalu tersebut dengan backstory.

Ada penulis yang menyarankan untuk memulai backstory sebelum cerita utama menjadi sangat menarik dengan irama yang cepat, sehingga tidak dimulai di bagian awal, tetapi tetap sebelum halaman pertengahan. Kadang-kadang, sebuah rangkaian backstory dituliskan dalam 2 sampai 3 bagian terpisah, disesuaikan dengan kisa masa kini yang perlu diterangkan sebab-sebabnya atau asal muasal kejadian. Maka perlu diperhatikan penyeimbangan irama cerita.

Backstory dan draft pertama Anda

Draft pertama novel Anda mungkin berisi banyak backstory. Ini mungkin terjadi jika Anda adalah jenis penulis yang cenderung untuk menulis secara intuitif daripada menguraikan segala hal. Tidak perlu terlalu resah dengan kondisi ini, beberapa backstory bisa Anda ubah menjadi lirik lagu atau dimasukkan ke dalam dialog salah satu tokoh yang mengenal masa lalu tokoh utama.

Contoh:

 “Sepertinya dulu kamu takut menyetir mobil? Sudah lupa ya tabrakan itu?” (tokoh pendukung)

“Aku masih ingat wajah anak SMP yang nabrak dan Ayahku yang meninggal setelah tabrakan itu” (tokoh utama)

“Pantas aja, kamu keras sekali melarang anak di bawah umur mengemudi” (tokoh pendukung)

Anda bisa membuat lebih baik, tapi itu sudah cukup menggambarkan mengapa si tokoh utama marah ketika anaknya yang masih SMP ketahuan menyetir mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun