Mohon tunggu...
Ardiansyah Bima
Ardiansyah Bima Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STKIP AL AMIN DOMPU

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pendidikan UNDIKSHA BALI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidikan dalam Menjawab Isu Lingkungan di Kabupaten Bima dan Dompu, Tantangan dan Solusi

26 November 2024   10:33 Diperbarui: 26 November 2024   20:47 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu lingkungan semakin menjadi perhatian global karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan manusia dan ekosistem bumi. Berbagai masalah lingkungan muncul sebagai akibat dari aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan, serta perubahan alam yang terjadi. Berikut adalah beberapa isu lingkungan utama yang sering dibicarakan di wilayah Bima dan Dompu beserta upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

1. Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah salah satu isu lingkungan paling mendesak saat ini. Pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (COâ‚‚) dan metana (CHâ‚„), menyebabkan suhu bumi meningkat, pola cuaca berubah, dan meningkatkan frekuensi bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai ekstrem.

Solusi:

  • Mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan energi terbarukan (seperti tenaga surya, angin, dan air).
  • Meningkatkan efisiensi energi di sektor industri, transportasi, dan rumah tangga.
  • Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke kendaraan listrik atau hibrida.
  • Melestarikan hutan sebagai penyerap karbon alami dan melakukan reboisasi.

2. Polusi Udara

Polusi udara disebabkan oleh emisi dari kendaraan bermotor, industri, pembangkit listrik berbahan bakar fosil, serta pembakaran sampah. Polusi ini menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, gangguan jantung, serta memperburuk kualitas udara dan lingkungan hidup.

Solusi:

  • Mengurangi emisi kendaraan dengan menggunakan transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki.
  • Mengembangkan teknologi industri yang ramah lingkungan dan hemat energi.
  • Mendorong penggunaan energi bersih seperti tenaga angin dan surya.
  • Menanam lebih banyak pohon di perkotaan untuk menyerap polutan udara.

3. Kehilangan Keanekaragaman Hayati

Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, deforestasi, perubahan penggunaan lahan, dan perburuan liar mengancam keanekaragaman hayati. Kehilangan spesies tidak hanya mengganggu keseimbangan ekosistem tetapi juga mengurangi potensi sumber daya alam untuk masa depan, seperti obat-obatan alami.

Solusi:

  • Melindungi habitat alami dan kawasan konservasi.
  • Mengurangi penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi satwa dan tumbuhan.
  • Mendukung praktek pertanian berkelanjutan yang tidak merusak lingkungan.
  • Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melindungi spesies yang terancam punah.

4. Deforestasi

Deforestasi adalah penggundulan hutan yang terjadi karena penebangan pohon secara berlebihan, pembukaan lahan pertanian, atau pembangunan infrastruktur sering terjadi di berbagai daerah termasuk di Bima dan Dompu. Hal ini mengurangi kemampuan bumi untuk menyerap karbon, merusak habitat satwa liar, dan mempengaruhi siklus air.

Solusi:

  • Menerapkan kebijakan penebangan hutan yang berkelanjutan.
  • Mendukung produk yang berasal dari sumber yang bertanggung jawab.
  • Melakukan penghijauan dengan menanam pohon dan menjaga hutan yang ada.
  • Melibatkan masyarakat lokal dalam usaha konservasi hutan.

5. Polusi Air

Polusi air terjadi akibat pembuangan limbah industri, sampah plastik, bahan kimia pertanian, serta limbah rumah tangga ke sungai, laut, dan danau. Ini merusak ekosistem perairan, mengancam kesehatan manusia, dan mempengaruhi kualitas sumber air minum.

Solusi:

  • Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
  • Membangun sistem pengolahan air limbah yang lebih baik.
  • Melarang pembuangan limbah beracun ke perairan.
  • Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan laut.

6. Limbah Padat dan Plastik

Peningkatan konsumsi dan produksi barang, terutama yang berbahan plastik, menghasilkan banyak limbah padat yang tidak mudah terurai. Tumpukan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau yang terbawa ke laut mengancam kehidupan laut dan kesehatan manusia.

Solusi:

  • Mengurangi penggunaan plastik dengan menggunakan produk yang bisa didaur ulang atau biodegradable.
  • Mendaur ulang dan mengolah limbah dengan cara yang ramah lingkungan.
  • Mengimplementasikan program zero waste di komunitas dan institusi.
  • Mendorong kebijakan dan regulasi yang membatasi penggunaan plastik sekali pakai.

7. Kerusakan Tanah

Erosi, penggundulan lahan, penggunaan pupuk kimia berlebihan, dan pencemaran menyebabkan penurunan kualitas tanah. Hal ini mengancam produksi pangan, menyebabkan degradasi tanah, dan memicu desertifikasi.

Solusi:

  • Menerapkan pertanian berkelanjutan dengan teknik rotasi tanaman dan pengelolaan tanah yang baik.
  • Mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia.
  • Menggunakan metode konservasi tanah seperti terasering dan agroforestri.
  • Mendorong penggunaan kompos dan pupuk organik.

8. Pemanasan Global dan Pencairan Es

Peningkatan suhu global menyebabkan pencairan es di Kutub Utara dan Selatan, yang mengakibatkan kenaikan permukaan laut. Hal ini mengancam masyarakat pesisir, meningkatkan risiko banjir, dan mempengaruhi habitat spesies kutub.

Solusi:

  • Mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi terbarukan.
  • Meningkatkan efisiensi energi dalam rumah tangga dan industri.
  • Melestarikan dan memulihkan ekosistem pesisir yang bisa menyerap karbon.
  • Mendukung penelitian untuk teknologi mitigasi perubahan iklim.

9. Overfishing atau Penangkapan Ikan Berlebihan

Penangkapan ikan yang tidak terkontrol mengurangi populasi ikan di lautan dan mengganggu ekosistem laut. Hal ini tidak hanya mempengaruhi keberlanjutan sumber daya laut, tetapi juga mengancam kehidupan ekonomi komunitas nelayan.

Solusi:

  • Mengatur kuota penangkapan ikan untuk mencegah overfishing.
  • Mendukung perikanan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
  • Melindungi kawasan laut dengan mendirikan taman laut dan kawasan konservasi.
  • Mendorong masyarakat untuk mengonsumsi hasil laut yang berkelanjutan.

10. Penggunaan Energi yang Tidak Berkelanjutan

Ketergantungan pada bahan bakar fosil (minyak, gas, batu bara) yang tidak terbarukan mengakibatkan polusi dan mempercepat pemanasan global. Penggunaan energi ini juga menipiskan sumber daya alam yang terbatas.

Solusi:

  • Mengembangkan dan mempromosikan energi terbarukan seperti solar, angin, dan hidro.
  • Mengedukasi masyarakat tentang hemat energi dan penggunaan energi yang efisien.
  • Mendukung kebijakan yang mempromosikan penggunaan energi bersih.
  • Memperbaiki infrastruktur energi untuk mengurangi kehilangan energi.

Melalui kesadaran, pendidikan, dan tindakan bersama, isu-isu lingkungan ini dapat diatasi untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Menjaga keseimbangan alam bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi lingkungan, tetapi juga tanggung jawab setiap individu untuk bertindak dan memberikan dampak positif bagi lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun