Ada sebuah artikel yang tayang di cnbcindonesia.com tanggal 29 Agustus 2020 yang berjudul Elon Musk Resmi Rilis Teknologi Implan Otak, Apa Itu? Artikel menarik yang ditulis Lynda Hasibuan ini membuat saya juga ikut bertanya, apa itu teknologi implan otak?Â
Jadi intinya ternyata teknologi ini semacam microchip yang ditanam di dalam tengkorak dan diyakini oleh Elon Musk bisa menyembuhkan kebutaan dan penyakit kelumpuhan tertentu.Â
Selain itu manfaat dari teknologi microchip ini juga diyakini bisa mengontrol handphone atau komputer hanya dengan pikiran.Â
Tapi ternyata teknologi microchip ini bukan yang pertama diumumkan Elon Musk, di Swedia sejak 2015 lalu sudah ribuan orang menanamkan microchip ini ke dalam tubuhnya sebagai pengganti kartu identitas, kartu tiket kereta, kartu keanggotaan pusat kebugaran sampai kartu akses pegawai suatu perusahaan, seperti yang diinformasikan artikel di tek.id tanggal 16 Mei 2018 berjudul KTP Swedia Kini Berbentuk Microchip Di Bawah Kulit.Â
Menariknya dari teknologi ini adalah manusia praktis tidak perlu bawa apa-apa lagi setiap mau bepergian, karena semua yang diperlukan sudah ada di dalam tubuhnya, bahkan teknologi microchip ini jika dikembangkan lebih lanjut tidak hanya untuk berkomunikasi tetapi juga bisa menjadi alat untuk transaksi.
Mirip-mirip dengan Swedia, di Inggris beberapa perusahaan yang bergerak di bidang hukum dan keuangan berencana akan memasang microchip kepada pegawainya, seperti yang diberitakan jawapos.com pada tanggal 21 November 2018 berjudul Perusahaan Inggris Mau Tanam Microchip Ke Pekerjanya.Â
Tujuan dipasangnya teknologi microchip itu untuk mengontrol kinerja pegawainya agar lebih efisien. Walaupun banyak yang menilai pegawai akan kehilangan privasinya dan atasan memiliki kuasa penuh terhadap bawahannya.Â
Jadi masih ada yang pro dan kontra terkait teknologi microchip yang ditanam dalam tubuh ini. Menariknya mengenai fenomena ini, selain menunjukkan kemajuan teknologi juga memunculkan teori konspirasi yang mengatakan penanaman microchip dalam tubuh manusia akan menyebabkan manusia menjadi mudah dikontrol oleh pihak-pihak tertentu.Â
Skenarionya adalah, melalui penyebaran wabah atau membuat pandemi yang mengharuskan setiap orang mendapatkan vaksin yang didalamnya telah disematkan microchip untuk ditanamkan dalam tubuh.Â
Jika microchip sudah tertanam dan orang tersebut melakukan perlawanan, maka microchip tersebut akan berfungsi sebagai alat pembunuh.Â
Informasi menyesatkan ini sudah diklarifikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai disinformasi pada tanggal 28 Agustus 2020 melalui kominfo.go.id. Skenario ini juga sebenarnya menjadi cerita utama yang dikemas dalam film berjudul Kingsman: The Secret Service (2014).
Mengenai teknologi microchip ini, beberapa semester lalu saya sempat berdiskusi dengan mahasiswa pada mata kuliah Communication and Technology di Universitas Multimedia Nusantara dan meminta mereka mengembangkan, seandainya teknologi microchip ini pada suatu saat nanti akan digunakan dan apakah teknologi microchip ini adalah ciri-ciri dari teknologi manusia di masa depan?Â
Seperti yang dituliskan oleh Idrizon dalam artikel berjudul Prediksi Teknologi Informasi Masa Depan pada pustaka.unp.ac.id, terdapat 5 teknologi masa depan yang menjadi umum digunakan dikalangan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari yaituÂ
1) Tampilan holografis,
2) Teknologi 4K,Â
3) Virtual Reality,Â
4) Beberapa komputer dalam satu sistem danÂ
5) Internet global. Berdasar ciri-ciri tersebut teknologi microchip menjadi teknologi komputer yang dibuat sederhana namun dapat menjadi alat untuk berbagai hal.Â
Hasil diskusi saya di kelas pada waktu itu bahwa di tahun yang akan datang, inovasi yang tercipta adalah microchip yang ditanamkan ke dalam tubuh manusia, baik di tangan ataupun di leher. Microchip ini mengandung identitas manusia, jadi semacam identitas atau KTP yang tertanam ke dalam tubuh.Â
Identitas pun tidak hanya sekedar informasi diri, tetapi juga mengandung catatan kriminal yang pernah dilakukan si manusia dan data-data penunjang lainnya.Â
Selain itu, segala data, informasi dan pengetahuan yang ingin diketahui si manusia tinggal ditransmisikan ke microchip tersebut, sehingga, mempermudah manusia untuk mempelajari berbagai hal dan memiliki keterampilan sesuai yang diinginkan.Â
Microchip juga akan membantu dalam aspek data keuangan dan alat transaksi.Â
Uang berbentuk elektronik akan dimasukkan ke dalam data yang ada pada microchip sehingga ketika melakukan transaksi pembayaran ke suatu toko, kasir tidak lagi diperlukan. Bahkan mata uangnya bisa menyesuaikan jika manusia tersebut sedang bepergian ke luar negeri.Â
Menariknya adalah, kasus manusia yang hilang tanpa ada kabar pun bisa dilacak dengan adanya microchip karena teknologi ini begitu kompleks dan dilengkapi dengan GPS sehingga jika ada orang hilang, bisa dilacak dengan mudah.Â
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa dengan adanya microchip, lahan pekerjaan pun akan semakin sedikit karena banyak pekerja yang tidak lagi dibutuhkan.Â
Privasi manusia pun akan terancam karena data-data tersebut akan terpusat ke Pemerintah, dan keberadaan GPS yang membuat manusia tidak bisa lepas dari pengawasan dan setiap tingkah lakunya dapat diketahui orang lain.
Referensi
Hasibuan, Lynda. (2020). Elon Musk Resmi Rilis Teknologi Implan Otak, diakses pada 27 Juli 2021
Idrizon. (2021). Prediksi Teknologi Informasi Masa Depan. Â diakses pada 27 Juli 2021
Maulida, Lely. (2018). KTP Swedia Kini Berbentuk Microchip Di Bawah Kulit. diakses pada 27 Juli 2021
Novia, Dyah R. M. (2018). Perusahaan Inggris Mau Tanam Microchip Ke Pekerjanya. Â diakses pada 27 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H