Selodakon Kecamatan Tanggul
Pagi hari lebih tepatnya hari senin 22 juli 2024 07.00 WIB-selesai mahasiswa kampus se-Jember mengadakan persiapan penerjunan atau pelepasan KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang diadakan di depan Pemkab Jember yang dipimpin langsung oleh Bupati Jember yakni, H. Hendi Siswanto dan beberapa pejabat daerah dan para akademisi di berbagai kampus.
 Ratusan mahasiswa dengan kampus yang berbeda-beda dilepas di setiap pelosok-pelosok Desa di seluruh kabupaten Jember, beberapa kampus baik kampus swasta maupun negeri dicampur satu kelompok (satu posko) untuk melaksanakan KKN Kolaboratif di Kabupaten Jember.
Salah satu dari sekian banyak kelompok KKN Kolaboratif yakni kelompok KKN Kolaboratif 136 yang bertempat di Desa Selodakon, Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember. Pasca pelepasan KKN Kolaboratif pada hari ini Senin Tanggal 22 Juli 2024, awal mula pelepasan KKN Kolaboratif dan diakhiri dengan penarikan mahasiswa kolaboratif pada tanggal 28 Juli 2024.
 Pada hari pertama pasca pelepasan di Pemkab Jember, sejumlah 13 mahasiswa dari berbagai lini kampus di Jember dengan KKN  Kelompok 136 bertempat di Desa Selodakon, Kecamatan tanggul, Kabupaten Jember. Untuk kegiatan KKN Kolaboratif kelompok 136 menuju lokasi yang akan dituju yakni Desa Selodakon, Kecamatan Tanggul, kabupaten Jember. KKN Kelompok 136 mendapatkan pendampingan langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Bapak Zainuri., M.Pd sebelum berangkat ke Desa dan kemudian melakukan penyerahan kepada pemerintah Desa Selodakon Kecamatan Tanggul.
 Setelah melakukan penyerahan di Desa Selodakon Kecamatan Tanggul KKN Kolaboratif 136 melanjutkan pemberangkatan ke Kecamatan Tanggul bersama Kordes dan sebagian perangkat Desa untuk melakukan penerimaan di Desa Selodakon, kemudian KKN Kolaboratif 136 melakukan pemberangkatan ke posko yang telah disediakan oleh masyarakat Selodakon, hingga menjelang malam KKN Kolaboratif 136 melakukan diskusi kecil-kecilan untuk membahas proker dan tindak lanjut untuk kemudian hari.
Dengan rapat penentuan program KKN yang akan dilakukan selama kegiatan KKN, kemudian setelah melakukan rapat dan diskusi bersama KKN Kolaboratif 136 beristirahat untuk kegiatan atau jadwal dihari selanjutnya.
 Adapun juga untuk kegiatan kelompok KKN Kolaboratif 136 yang beranggotakan 13 orang, 7 Universitas antara lain dengan nama-nama seperti Imam Maulana, Achmad Syaikhon, Yulan Idha Lestari, Risshey Cici Quinta Azahra, Dicky Wahyudi, Ardian Gumpita Tri Wahyu Putri, Avilia Ayu Cahyani, Muhammad Wafi, Siti Hanifah, Maulana Ishaq, Rahajeng Ayu Wardani, M. Alvin Adam, dan Mita Silvia, nama-nama tersebut adalah yang ber-KKN di Desa Selodakon, Kecamatan Tanggul, kabupaten Jember.
 Desa Selodakon adalah salah satu Desa yang terdapat di Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember dengan populasi penduduk terbanyak setelah Jember kota yang mempunyai populasi penduduk dan salah satu wilayah yang padat di Kabupaten Jember. Kecamatan Tanggul adalah sebuah kecamatan di barat Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan ini merupakan wilayah urutan kedua dengan kepadatan penduduk terbanyak setelah Kota Jember. Kecamatan Tanggul memiliki pembagian administratif Desa yang terbagi menjadi 8 Desa, salah satunya yakni Desa Selodakon.
 Desa Selodakon dengan banyak menyuguhkan kisah dan cerita yang menarik mulai dari perspektif Sejarah, Ekonomi, Sosiologi-Antropologi tentang Desa Selodakon. yang pada intinya berbicara ihwal kebudayaan dari Desa Selodakon.
 Desa Selodakon berlokasi diperbatasan antara Kecamatan Bangsalsari dan Kecamatan Tanggul, Desa Selodakon yang memiliki banyak potensi salah satunya yakni dengan mata pencaharian, dengan melakukan paradigma dan observasi kelompok KKN Kolaboratif 136 melihat bahwa Desa Selodakon adalah wilayah agraris, yang mana banyak dijumpai sawah ladang, kebun dan hutan-hutan, dan bisa dikatakan Desa ini lokasinya dekat dengan lereng gunung Hyang (Gunung Argopuro) dengan pendakian terpanjang di Jawa.
Untuk membicarakan sebuah Desa, tidak luput dengan yang namanya sejarah, adapun sejarah dari Desa Selodakon adalah bahwa Desa ini pada mulanya hutan belantara yang di babad oleh beberapa orang, seperti Lembu Sekar, Lembu Sari, Buyut Srini, Buyut Jeliyo, dan beberapa orang-orang yang tidak diketahui identitasnya, mereka semua itu adalah orang-orang migrasi dari suku Sunda-Jawa Barat.
 Adapun makna simbolik dari nama Desa Selodakon yakni berasal dari ditemukannya sebuah batu besar yang berundak-undak, istilah bahasanya berasal dari bahasa Jawa, istilah "Selo" yang artinya "Batu", sedangkan untuk istilah "Dakon" yang berarti "naik atau berundak-undak", sehingga Desa tersebut diberi nama "Desa Selodakon".
Jumlah penduduk Desa Selodakon masyoritas penduduknya merupakan penduduk asli dengan sisanya sebagian kecil merupakan penduduk pendatang. Dilihat dari penyebaran suku penduduk Desa Selodakon terdapat tiga yaitu: Suku Jawa dan Madura dan sebagaian kecil adalah dari (Sunda). Desa Selodakon mempunyai dua Dusun, pertama Dusun Krajan, dan yang kedua yakni Dusun, Tegalparon.