Mohon tunggu...
Ardian Nugroho
Ardian Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis dan memotret menjadi cara saya untuk berbagi kesenangan dan keindahan alam dan budaya negeri.

Blog: www.ardiannugroho.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tato Kini Tak Lagi Sangar

4 Juni 2019   15:18 Diperbarui: 4 Juni 2019   17:00 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambaran Abbey untuk sosok seorang ayah. (Dokumentasi pribadi)

Di sana, para penjahat yang tertangkap dijajarkan sambil bertelanjang dada memperlihatkan tato garang di tubuhnya. Lambat laun stigma negatif itu menempel dan menyebar di masyarakat. Tato tak ubahnya sebuah tindakan buruk dan hanya pelaku kriminal yang memilkinya. Ketika masih kecil, saya pun mengamininya.

Monster udang, salah satu gambar Abbey yang akan dijadikan tato di tangan Pringgo. (Dokumentasi pribadi)
Monster udang, salah satu gambar Abbey yang akan dijadikan tato di tangan Pringgo. (Dokumentasi pribadi)
Beranjak dewasa, pikiran itu mulai memudar. Kenyataan bahwa banyak dari teman saya yang memiliki tato turut mengubah pandangan saya. Sekarang, saya melihat tato lebih pada seni. Di dalamnya terdapat sebuah cerita yang akan dikenang selamanya, seperti milik Pringgo. Setidaknya sampai tato itu dihapus.

Satu jam sudah berlalu sejak Hudha menorehkan tato di tangan dan lengan Pringgo. Gambar Mr. Prinkles, seekor monster udang, mobil, pelangi, dan sebuah keluarga kecil lengkap dengan matahari menambah koleksi tato di tubuhnya.

Gambaran Abbey untuk sosok seorang ayah. (Dokumentasi pribadi)
Gambaran Abbey untuk sosok seorang ayah. (Dokumentasi pribadi)
Tato-tato tersebut lebih terkesan lucu daripada garang. Hal ini semakin menegaskan tato sebagai seni dan media penyimpan ingatan. Di tambah lagi makin hari banyak gambar lucu yang digunakan sebagai tato. Jadi, ada cerita apa di balik rajah tubuhmu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun