Di sana, para penjahat yang tertangkap dijajarkan sambil bertelanjang dada memperlihatkan tato garang di tubuhnya. Lambat laun stigma negatif itu menempel dan menyebar di masyarakat. Tato tak ubahnya sebuah tindakan buruk dan hanya pelaku kriminal yang memilkinya. Ketika masih kecil, saya pun mengamininya.
Monster udang, salah satu gambar Abbey yang akan dijadikan tato di tangan Pringgo. (Dokumentasi pribadi)
Beranjak dewasa, pikiran itu mulai memudar. Kenyataan bahwa banyak dari teman saya yang memiliki tato turut mengubah pandangan saya. Sekarang, saya melihat tato lebih pada seni. Di dalamnya terdapat sebuah cerita yang akan dikenang selamanya, seperti milik Pringgo. Setidaknya sampai tato itu dihapus.
Satu jam sudah berlalu sejak Hudha menorehkan tato di tangan dan lengan Pringgo. Gambar Mr. Prinkles, seekor monster udang, mobil, pelangi, dan sebuah keluarga kecil lengkap dengan matahari menambah koleksi tato di tubuhnya.
Gambaran Abbey untuk sosok seorang ayah. (Dokumentasi pribadi)
Tato-tato tersebut lebih terkesan lucu daripada garang. Hal ini semakin menegaskan tato sebagai seni dan media penyimpan ingatan. Di tambah lagi makin hari banyak gambar lucu yang digunakan sebagai tato. Jadi, ada cerita apa di balik rajah tubuhmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Hobby Selengkapnya