Dikutip dari Wikipedia Masalah Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya. Individu di dalam masyarakat memandang masalah sosial sebagai sesuatu kondisi yang tidak diharapkan.
Adapun faktor penyebab masalah sosial yaitu:
Faktor ekonomi (economic factors)
Permasalahan ini didorong oleh ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.
Contoh masalah sosialnya ialah pengangguran, kriminalitas, kemiskinan, anak jalanan, dan sebagainya.
Faktor budaya (cultural factors)
Faktor penyebab masalah sosial ini dipicu oleh ketidaksesuaian pelaksanaan norma, nilai, serta kepentingan sosial, akibat adanya perubahan sosial dan kondisi masyarakat yang heterogen.
Contoh masalah sosial yang muncul akibat faktor budaya adalah kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi gender, pernikahan dini, dan pengakuan hak milik kebudayaan lintas negara.
Faktor biologis (biological factors)
Timbul karena adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan kondisi biologis masyarakat.
Misalnya wabah penyakit menular, virus penyakit baru, kurang gizi, dan makanan beracun.
Faktor psikologis (psychological factors)
Berhubungan dengan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu, yang bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial yang ada.
Misalnya aliran sesat, gangguan jiwa, depresi, bunuh diri, dan lainnya.
Masalah sosial yang akan dibahas kali ini yaitu dampak negatif dari media sosial
Media sosial adalah sarana komunikasi dan pemasaran yang dimana setiap pengguna dapat berbagai pemikiran atau ide, hingga membagikan pengalaman mereka dengan orang lain.
Adapun dampak negatif dari media sosial ini yaitu:
1. Kecanduan media sosial
Banyak pengguna yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial, yang dapat mengganggu produktivitas dan kehidupan sosial di dunia nyata. Kecanduan media sosial juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti stres dan kecemasan.
2. Penyebaran informasi palsu (Hoaks)
Salah satu tantangan besar dari media sosial adalah penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks. Ini dapat menyebabkan misinformasi dan kepanikan di masyarakat.
Media sosial sering digunakan sebagai platform untuk intimidasi atau pelecehan secara online. Cyberbullying dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan emosional korban.
4. Privasi dan keamanan data
Masalah privasi juga menjadi perhatian di era media sosial. Data pribadi yang dibagikan secara sembarangan dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
Contoh dampak negatif yang pernah terjadi di Indonesia yaitu: "Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut selebgram dari Probolinggo, Luluk Sofiatul Jannah (Luluk Nuril), telah melakukan kekerasan verbal di media sosial atau cyberbullying kepada murid SMK. Sehingga korban menjadi hilang percaya diri dan sempat berniat berhenti melakukan praktik kerja lapangan (PKL). Sumber dari detiknews."
Seperti yang kita ketahui akhir-akhir ini sangat marak sekali perundungan yang terjadi melalui media sosial. Perundungan di media sosial di sebut dengan "cyberbullying". Perundungan termasuk suatu perilaku yang bertentangan dengan pancasila sebagai sistem etika, karena perundungan tersebut merupakan salah satu pelanggaran HAM ringan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok, atas perbuatan tersebut berdampak pada ganguan mental seseorang. Dampak dari perilaku tersebut membuat korban tersebut menjadi cemas, depresi, pemalu dan penyakit mental lainnya yang sangat berbahaya.
Adapun cara mencegah hal tersebut adalah:
1. Batasi Penggunaan Media Sosial
Terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial bisa meningkatkan penggunaan yang tak perlu. Salah satunya membalasi komentar atau memberikan komentar-komentar mengandung SARA di postingan pengguna lain.
Pada akhirnya, ini bisa memicu ketidaknyamanan, stres dan memperparah kondisi netizen yang sedang dalam ketidakstabilan mental.
2. Mempertimbangkan Setiap Postingan
Setiap postingan di media sosial bisa memancing keributan bahkan perundungan. Meskipun memposting hal yang sepele seperti urusan pribadi, hal tersebut bisa membuat orang lain menyerang karena merasa tersinggung.
Oleh karena itu, sebaiknya selalu pertimbangkan setiap postingan yang akan dibagikan di media sosial. Perhatikan apakah postingan tersebut berpotensi membuat di-bully atau tidak.
3. Selektif dalam Berkomentar di manapun
Sering kali seseorang menjadi korban bullying karena salah dalam mengomentari isu yang sedang beredar. Terkadang isu di media sosial erat dengan kelompok-kelompok yang fanatik.
Apabila salah berkomentar, bisa diserang oleh kelompok tersebut. Usahakan hanya mengomentari isu yang benar-benar dipahami dan tidak membuat orang lain merasa tersinggung.
4. Jangan Mudah Terpancing Komentar
Untuk mencegah cyber bullying, perlu membatasi diri mengomentari sesuatu di internet. Selain itu, ketika mendapat komentar tidak menyenangkan di media sosial, jangan langsung terpancing.
Ada pilihan delete, block, atau report untuk segala sesuatu yang mengganggu kenyamanan sebagai pengguna media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H