Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pernikaan Anak Mencegah dari Zina? Emang Tujuan Pernikahan itu Seks Doang?

10 Oktober 2024   16:00 Diperbarui: 10 Oktober 2024   16:09 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Data Komnas Perempuan 2021

Ketidakstabilan ekonomi ini bisa berakhir pada kekerasa ekonomi juga loh! Data kekerasan dan kasus KDRT oleh Komnas Perempuan pada 2021 menunjukkan bentuk KDRT kekerasan ekonomi berjumlah 680 kasus!

Masalah Kesehatan dan pendidikan

Berumah tangga adalah perjalanan yang panjang, jika kita (masih di usia yg belum matang) sudah disibukkan dengan tuntutan memenuhi kebutuhan rumah tangga yang seabrek itu. Masih yakin bisa mengutamakan pendidikan? Atau kesehatan? Apalagi kalau tidak punya latar belakang keluarga yang mapan! Kalau untuk kebutuhan dasar saja masih ngos-ngosan apa lagi kebutuhan yang lebih besar? Padahal pendidikan dan kesehatan sama pentingnya.

Perkawinan anak berdampak buruk juga pada kualitas sumber daya manusia Indonesia. Yang memaksa anak putus sekolah dan menjadi pengangguran sehingga menghambat program wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan pemerintah (Malia, dkk., 2023)

Belum lagi masalah Kesehatan ibu dan anak. Menurut spesialis obstetri dan ginekologi dr Thomas Chayadi, SpOG, belum matangnya usia sang ibu ketika hamil, mendatangkan konsekuensi tertentu pada si calon anak. Perempuan yang hamil di usia 18/19 tahun sejatinya masih dalam proses pertumbuhan, tapi dengan kondisi hamil dia perlu membagi nutrisi dengan janin yang dikandung. Masalah ini bisa lebih lebar lagi kalau merembet ke masalah, stunting, gizi buruk, dst.

Jangan FOMO!

Media sosial sebagai dunia kedua kita saat ini, ngeri sekali jika kita tidak bisa selektif dengan berbagai informasi yang ada. Menelan dan meniru apa yang dilihat tanpa pertimbangan yang matang hanya membuat kita terjerumus pada keadaan-keaadaan yang tidak menguntungkan (konyol). Misal, kita melihat banyak public figure yang hidupnya terlihat bahagia meskipun menikah muda. Lalu karena FOMO kita ikut-ikutan menikah muda, tanpa sadar bahwa kita tidak memiliki back up finansial yang mapan, pengetahuan dan emosional juga masih serba cetek. Nggak semua keputusan public figure menjadi dasar keputusan kita juga! Jadi, kita harus lebih cerdas mengukur diri. Jangan sampai gak tau diri  termasuk untuk keputusan menikah. Setidaknya kitab isa mencegah diri kita dan orang-orang terdekat kita untuk tidak menikah di usia anak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun