Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Toxic Posivity, Sisi Gelap dari Kebiasaan Positif

2 Desember 2020   20:03 Diperbarui: 3 Desember 2020   04:16 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-“Kegagalan adalah bagian dari pertumbuhan dan kesuksesan.”

-“Ini sangat sulit, aku memikirkanmu.”

-“Aku di sini untukmu baik dan buruk.”

-“Cerita, kemampuan, batasan setiap orang berbeda, dan tidak apa-apa.”

-"Penderitaan adalah bagian dari hidup, kamu tidak sendiri."

-"Saya melihat kamu. Saya di sini untuk kamu."

-“Beberapa orang bisa berlayar tanpa peta. Bagaimana saya dapat mendukung kamu selama masa sulit ini? ”

-“Itu menyebalkan. Saya sangat menyesal kamu mengalami ini. "

Sampai disini saya harap kita memahami perbedaan antara kepositifan beracun & jawaban/validasi yang tidak beracun. Orang pada kolom pertama seolah menganggap kita malaikat yang tidak boleh punya emosi negatif. 

Dia menanamkan keoptimisan di setiap kesempatan, bahkan ketika kita tidak membutuhkannya. Hal itu tentu tidak bisa diterima oleh semua orang. 

Saya yakin ketika dalam keadaan sulit beberapa orang lebih butuh untuk "didengarkan" atau "diam" daripada dijejali dengan setumpuk motivasi yang membuat pundak berat. Sementara orang pada kolom 2 terlihat lebih terbuka, memahami kita sebagai manusia, jujur, dan tulus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun