Mohon tunggu...
Astriana
Astriana Mohon Tunggu... Freelancer - Pengarang

Review, sastra, diktat kuliah, mental health

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Toxic Posivity, Sisi Gelap dari Kebiasaan Positif

2 Desember 2020   20:03 Diperbarui: 3 Desember 2020   04:16 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika saya orang yang sedang dalam keadaan sulit pasti akan memilih orang tersebut untuk dijadikan teman. Tidak perlu disertakan banyak alasan, cukup karena dia memahami kita sebagai manusia.

Mengapa Toxcid Posivity Berbahaya Untuk Kesehatan Kita?

"Kehilangan hubungan dengan diri kita sendiri" adalah kalimat yang tepat untuk korban toxcid posivity. Karena ia terus menekan nilai-nilai positif ke dalam dirinya. 

Menutupi perasaan sujujurnya mungkin tidak masalah dilakukan sekali-dua kali itu pun tidak boleh dalam keadaan tertekan. Misal kamu menutupi perasaan suka pada temanmu dengan mengatakan, " Tidak, aku tidak suka kamu". 

Tentu itu masalahnya lain lagi. Tapi dalam keadaan sulit, merasa gagal mencapai target, mengecewakan orang tua, atau bangkrut. Motivasi atau kata-kata positif yang tidak diarahkan dengan tepat akan menyebabkan depresi. Depresi yang tidak dikelola dengan bijaksana akan mengakibatkan sakit jiwa, melukai orang lain, atau bahkan bunuh diri. Maka jangan sampai depresi kita tidak terolah.

Cara Menghindari Dan Menyembuhkan Toxcid Posivity

Menghindari dan menyembuhkan toxcid posivity artinya memberi kesempatan untuk mengolah emosi positif dengan bijaksana. Ingatlah kita bukan malaikat, hanya manusia yang tidak bisa memprogram diri kita untuk terus bahagia (positif) dan menyangkal emosi validitas diri sendiri. Maka lakukan beberapa hal berikut:

  • Jujur. 
  • Beberapa studi psikologis menunjukkan bahwa menyembunyikan atau menyangkal perasaan menyebabkan lebih banyak stres pada tubuh dan meningkatkan kesulitan untuk menghindari pikiran dan perasaan yang membuat stress. Artinya emosi negatif yang diungkapkan lebih baik daripada berpura-pura baik. Mulailah tegas dengan mengatakan "ya" atau "tidak".
  • Jangan Malu
  • Rasa malu kerap mendorong kita merahasiakan perasaan sebenarnya. Para penekan emosi (korban toxcid posivity) terlihat tenang dan menerima semua pesan positif yang datang. Namun dalam hati dan pikirannya dia frustasi.
  • Bodo Amat
  • Cara ketiga ini adalah yang paling mutakhir untuk memblokir semua komentar negatif yang mungkin muncul saat kita menunjukan sikap berbeda (emosi negatif). Dalam beberapa kesempatan menjadi "bodo amat" membuat kita menjadi manusia yang merdeka seutuhnya. Tanpa beban, tanpa banyak tuntutan, dan tetap bijaksana. Maka untuk menjadi "bodo amat" saya sarankan, baca buku "Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson.

            Dari tiga hal di atas. Dalam rangka menjaga kewarasan diri sendiri memusuhi toxcid posivity tidak serta merta menjadikan kita jahat tidak juga menjadikan kita orang yang sangat baik "malaikat". Hanya menjadikan kita manusia dengan emosi yang seimbang, bijaksana, dan adil pada diri sendiri serta orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun