" Padahal, aku tidak kasih tahu dia. Tapi, kok dia bisa tahu ya ?!" gumam si nenek keheranan.
" Nek, jika kita benar-benar tunduk kepada-Nya. Percayalah, kita akan diberikan hikmah oleh-Nya. Jadi, apa pun isi hati orang tentang kita bisa kita ketahui semuanya !" si jelek tadi mencoba mengingatkan sang nenek renta itu.
" Iya!" jawab nenek singkat.
" Saya menyesal telah berbuat salah kala saya masih hidup dulu. Saat masih hidup, dulu saya suka berbuat apa yang telah Dia larang dan mengabaikan apa Dia tugaskan," curhat si jelek tadi menyesal.
" Andai saya (bisa) hidup lagi, saya akan terus mengabdi kepada-Nya, nek . Tapi saya sudah terlambat, saya akan terus berada di sana (Neraka) untuk selama-lamanya," tutup si jelek dan berlalu seperti ditiup angin kencang. Membuat sang nenek seperti baru terbangun dari tidurnya, namun, batu yang ia cari masih tetap dalam genggamannya.
" Siapakah sosok yang baru saja pergi itu ?" tanya nenek dalam hati. " Apakah ini sebuah pesan ? atau hanya lamunan semata ?" nenek semakin bingung.
" Mungkin saja ini isyarat, dan mungkin juga ini sebuah risalah yang harus aku ceritakan kepada mereka dibawah (lereng gunung) sana !" tekad si nenek untuk menyebarkan berita ini kepada semua warga sekiratnya.
Salam Kompak Selalu,
Ardian Sad.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI