Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia juga berangkat dari kegigihan dan semangat juang para pemuda. Sebelum sumpah pemuda, perjuangan melawan penjajah masih bersifat kedaerahan, lalu melalui pemuda yang telah mengenyam pendidikan dan berpredikat intelektual timbul kesadaran untuk bersatu melalui semboyan bertanah air satu, berbahasa satu, dan bertumpah darah satu yaitu Indonesia.Â
Peristiwa Proklamasi juga diilhami dari gerakan para pemuda yang mendapat berita menyerahnya tentara Jepang kepada sekutu sehinga terjadi status quo di Indonesia. Pemuda saat itu mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia karena kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah dari penjajah melainkan hasil daripada keringat, dan darah bangsa Indonesia sendiri.Â
Dalam peristiwa 10 November 1945, Bung Tomo membangkitkan semangat arek-arek Surabaya melalui pekikan takbir dalam perlawanan terhadap Belanda dan berhasil merobek bendera merah, putih, biru milik Belanda menjadi bendera merah, dan putih milik Indonesia. Reformasi 1998 juga hadir melalui inisiasi pemuda mahasiswa yang berhasil meruntuhkan otoritarianisme Orde baru yang bertahan hampir 32 tahun lamanya.
Kisah dan pengalaman dari para pemuda-pemuda diatas yang kemudian dapat dijadikan inspirasi bagi pemuda islam masa kini untuk belajar dan mengambil hikmah dari sebuah peristiwa sejarah.Â
Hikmah itulah yang kemudian menjadi titik tolak untuk menciptakan perubahan yang lebih baik untuk bangsa Indonesia. Karena tugas dari pemuda bukan hanya sebagai agen perubahan saja, namun lebih daripada itu pemuda harus bisa menjadi kreator perubahan.Â
Pemuda sebagai agen hanya sekedar menjadi subjek perubahan saja, tetapi pemuda sebagai kreator dapat menjadi subjek sekaligus objek daripada perubahan yang mereka perjuangkan.
Pemuda dan Perang Pemikiran
Tantangan terbesar yang dihadapi pemuda hari ini adalah perang pemikiran atau dalam bahasa arabnya disebut dengan Ghazwul Fikri. Perang Pemikiran merupakan salah satu upaya dari musuh-musuh islam untuk menjauhkan seorang muslim dari agamanya atau dalam arti lain pelucutan, pelarutan bahkan sampai pemurtadan akidah.Â
Ghazwul Fikri merupakan metode perang model baru yang tidak menelan biaya besar namun efek dan jumlah sasaran yang dihasilkan sangat luar biasa besarnya. Siapa yang kemudian menjadi sasaran daripada Ghazwul Fikri ini? Akhlak, perilaku, akidah muslim lintas generasi dan lapisan sosial terkhusus pemuda.
Fun, Food, Fashion atau disingkat 3F merupakan langkah dan upaya dari musuh islam untuk menggerogoti pemuda islam baik dari kiri, kanan, depan maupun belakang. Gaya hidup pemuda islam dirubah mengikuti gaya hidup mereka yang jauh daripada kehidupan yang islami. Melalui Fun, pemuda kita secara sadar "dipaksa" untuk mengikuti perilaku liberal, gaya hidup bebas tanpa aturan.Â
Dari gaya hidup bebas itulah kemudian muncul Free Sex, Lesbian, Gay, Transgender, Biseksual (LGBT), Narkoba, dan penyakit-penyakit sosial lainnya. Melalui Food, dan Fashion pemuda kita dipaksa untuk mengikuti gaya hidup Hedonisme dan Konsumerisme, gaya hidup mewah, dan hura-hura.Â