Berdasarkan realita di atas dapat kita lihat betapa besarnya potensi masjid-musholla yang ada di Indonesia menjadi alternatif solusi ummat di tengah pandemi covid 19 ini.Â
Bayangkan jika 800.000 masjid-musholla itu melakukan hal sama seperti yang dilakukan Masjid Jogokariyan, tentu tidak akan ada kekhawatiran kekurangan stok makanan, dan kelaparan baik ketika pandemi covid-19 atau setelahnya.Â
Dan tentunya keberadaan masjid-musholla yang dikelola layaknya Masjid Jogokariyan tadi dapat membantu Pemerintah dalam upaya menekan dampak ekonomi akibat pandemi covid 19.Â
Pada dasarnya tingginya tingkat kesadaran berinfaq dan berzakat masyarakat menjadi kunci untuk menekan dampak ekonomi tersebut. Dan masyarakat Indonesia, merupakan masyarakat yang paling tinggi tingkat kedermawanannya menurut Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2018.Â
Hal ini dibuktikan dengan capaian pengumpulan zakat 2019 yang dilansir Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melampaui target yaitu 103,5 % atau sebesar 10,07 Triliun dari proyeksi 9 Triliun. Â
Bayangkan saja jika Zakat tersebut dikelola oleh Masjid secara profesional melalui lembaga Baitul Mal seperti pada masa Rasulullah, tentu tidak akan ada lagi ummat yang kelaparan terutama di saat-saat yang kritis seperti pandemi covid 19 yang mengharuskan ummat lebih banyak beraktivitas, dan bekerja dari rumah.Â
Untuk yang berpenghasilan tetap mungkin pengaruhnya tidak besar, namun untuk yang penghasilan per hari tentu sangat  membantu untuk kelangsungan hidupnya sehari-hari selama dirumah.Â
Selain terhindar dari kelaparan, mereka juga dapat terhindar dari wabah penyakit tersebut. Pemerintah pun menjadi lebih mudah menerapkan kebijakan karantina wilayah karena adanya jaminan sosial ekonomi ketika umat beraktivitas dirumah.Â
Semua ini tentunya dilakukan dalam rangka membantu pemerintah dalam penanganan covid 19. Hal tersebut dapat terwujud jika ada kerjasama dan dukungan dari semua pihak baik dari segi regulasi dan implementasinya di lapangan.Â
Dan perlu adanya peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan terutama untuk pengurus dan nazir masjid agar cita-cita mengembalikan masjid sebagai pusat peradaban islam bisa terlaksana. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H