Mengutip dari laman masjidjogokariyan.com, Pengurus Masjid Jogokariyan mempunyai konsep manajemen strategis dan taktis yang meliputi tiga, yaitu Pemetaan, Pelayanan, dan Pemberdayaan.Â
Pengurus Masjid Jogokariyan melakukan Sensus Masjid layaknya Sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS untuk mendapatkan database jamaah yang komprehensif. Â Data tersebut meliputi nama warga, KK, pendapatan, pendidikan,Â
Bahkan sampai siapa saja yang sudah berjamaah di masjid, serta siapa saja yang sudah berzakat atau belum pihak masjid memilikinya datanya. Database tersebut kemudian menjadi dasar untuk pengurus masjid memetakan program berdasarkan potensi dan kebutuhan dari jamaah Masjid Jogokariyan.
Banyak program selain zakat, dan infaq yang dikeluarkan berdasarkan hasil pendataan jamaah yang dilakukan Masjid Jogokariyan tersebut, salah satunya adalah bedah rumah jamaah.Â
Seperti dilansir Republika (Rabu, 24 April 2019), per 2017 Masjid Jogokariyan telah memperbaiki setidaknya 18 rumah jamaah, dan pada tahun 2019 sebanyak 30 rumah.
Rumah yang dibedah tersebut adalah rumah jamaah yang tidak mampu dimana rumah tersebut disulap menjadi dua lantai, dimana lantai 1 sebagai tempat usaha, dan lantai dua untuk tempat tinggal keluarga.Â
Program-program tersebut yang membuat Pengurus Masjid Jogokariyan yaitu Ketua Takmir, Ustaz Muhammad Jazir diganjar penghargaan sebagai Toko Perubahan Republika 2018.Â
Dari Masjid Jogokariyan kita dapat belajar bahwa Masjid bukan hanya sebagai tempat peribadahan saja, melainkan juga sebagai tempat alternatif solusi untuk mengentaskan problematika keummatan terutama dalam hal sosial ekonomi.Â
Hal ini tentunya dapat menjadi inspirasi untuk pengurus masjid lainnya yang ada di Indonesia untuk memanfaatkan potensi sumber daya yang dimilki masjid secara lebih maksimal. Â
Potensi Besar Masjid Di Indonesia
Seperti dilansir antaranews.com (27 Februari 2020), Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla mengatakan jumlah masjid dan musholla di Indonesia mencapai 800.000 atau  masjid dan musholla paling banyak di dunia. Lebih lanjut, Jusuf Kalla menyampaikan setiap 220 orang di suatu daerah pasti ada masjid.Â