Mohon tunggu...
Ardhianto
Ardhianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Maha = amat/paling Siswa = Orang yang berguru/belajar Mahasiswa = Orang yang paling banyak berguru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Bendungan Lama Pamarayan, Bendung Terbesar Peninggalan Kolonial

3 Agustus 2021   15:34 Diperbarui: 3 Agustus 2021   15:38 4441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berawal dari munculnya wacana untuk mengkaji daerah aliran Sungai Ciujung. Ide ini semakin terpacu untuk direalisasikan pasca tragedi Geger Cilegon tahun 1888, pemberontakan yang sering disebut sebagai akibat dari rendahnya kesejahteraan masyarakat dan juga rendahnya produktifitas pertanian. 

Pembangunan bendungan ini dimulai setelah jalur kereta api yang menghubungkan Rangkasbitung - Merak selesai dibangun pada 1905.

BACA JUGA: Plastik & Kertas, Mana Lebih Ramah Lingkungan

Bendungan pamarayan memiliki dua saluran induk yang berhasil mengubah tanah tidak produktif menjadi sawah tarikan yang mampu menyediakan kebutuhan beras wilayah banten sejak tahun 1925. 

Gubernur Jendral baru mengeluarkan besluit (surat keputusan) pembangunan bendungan pada tahun 1905, ketika jalur kereta api dari Rangkasbitung ke Merak selesai dibangun.

Stasiun Catang yang berjarak 4 KM merupakan stasiun terdekat dari lokasi pembangunan bendungan. Stasiun ini dihubungkan ke lokasi pembangunan dengan rel untuk lori atau gerbong pengangkutan bahan material selama proses pembangunan Bendung Pamarayan.

Sebelum memulai pembangunan, Burgerlijke Openbare Werken (BOW) atau Departemen Pekerjaan Umum menandatangani kontrak perjanjian dengan Staatsspoorwegen (SS), sebuah perusahaan kereta api yang sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Hindia Belanda. 

Perjanjian ini dibuat untuk mengangkut batu dari Bukit Cerelang di Anyer yang akan digunakan untuk bahan utama bendungan. BOW harus membayar sebanyak 44.000 gulden kepada SS atas kontrak tersebut.

Dalam catatan direktur BOW, untuk memastikan kualitas bangunan dan pengerjaan proyek ini, pemerintah kolonial membayar 3 insinyur dan 2 pengawas kelas satu . 

Pembangunan Bendung Pamarayan dilakukan secara bertahap di bawah pengawasan seorang insinyur Belanda bernama Ing. Strengnaerts. Ia memimpin dan mengawasi pembangunan serta pengangkutan ribuan ton batu dari Anyer ke Pamarayan.

Tahap berikutnya terus dilanjutkan sehingga kanal untuk bendungan selesai dibangun pada 1911. Pembangunan dilanjutkan dengan pembangunan bendungan utama dan bangunan lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun