Mohon tunggu...
Ardhian Izzul
Ardhian Izzul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengusaha sukses

Hoby Membaca dan bermain game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dan Pendidikan

13 Desember 2022   15:20 Diperbarui: 13 Desember 2022   15:50 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik merupakan fenomena sosial yang melekat pada masyarakat. Dimana masyarakat merupakan wilayah konflik dan integrasi yang selalu terjadi. Secara etimologis berasal dari kata latin “con” yang berarti konflik, benturan atau benturan. Dalam pengertian sosiologis, konflik dapat dipahami sebagai “proses sosial” di mana dua orang atau kelompok berusaha menyingkirkan yang lain dengan menghancurkan atau melemahkannya.

 Kata konflik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pertikaian, ketidaksepakatan dan perselisihan. 2 Konflik sering dimulai dengan hubungan permusuhan antara dua atau lebih kelompok etnis (individu atau kelompok) yang menganggap mereka memiliki tujuan tertentu, tetapi penuh dengan gagasan dan perasaan. atau transaksi yang tidak benar. 

 Setiap proses konflik dalam organisasi atau organisasi dapat dipahami dengan menggunakan model konflik Pondy, yang digambarkan dengan tahapan sebagai berikut:

  1. Konflik Tersembunyi: Konflik yang muncul karena faktor latar belakang dalam organisasi, mengungkapkan masalah yang dapat mengganggu anggota organisasi.

  2.  Konflik yang dirasakan: Suatu tahap di mana satu pihak menekankan pihak lain sebagai ancaman atau hambatan untuk mencapai suatu tujuan. Masuknya dan campur tangan pihak lain dalam urusan organisasi akan mempengaruhi sistem, tujuan dan kinerja organisasi.

  3. Konflik yang dirasakan: di mana konflik tidak hanya dianggap atau dirasakan, tetapi di mana kehadirannya benar-benar dirasakan dan diakui.

  4. Konflik Terbuka: Ketika perilaku tertentu mulai menunjukkan konflik karena tindakan yang dapat menurunkan kinerja dan keanggotaan.

  5. Penyelesaian Konflik : Konflik yang timbul diselesaikan atau diredam melalui berbagai cara dan pendekatan. Mulailah menghindari kejadian tersebut, temui konflik untuk mencari jalan keluar. Akibatnya, pihak pihak yang terlibat konflik tidak dapat mencapai tujuannya.

  6. Pasca-konflik: Tahap ini merepresentasikan kondisi yang diciptakan oleh proses sebelumnya. Jika konflik dapat diselesaikan maka hubungan akan membaik, jika tidak maka akan menimbulkan konflik baru bahkan perubahan sosial.

  7. Jenis Konflik

Konflik yang timbul dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

  1. Konflik antarpribadi

Dalam konflik interpersonal yang terjadi antara individu dengan individu. Pada saat yang sama, keduanya memiliki keinginan atau tujuan yang berbeda, yang menyebabkan konflik, tetapi tidak mungkin untuk mewujudkannya. Jika konflik dibiarkan, itu mengarah pada situasi dan situasi yang tidak menyenangkan. Dalam hal ini, ada tiga jenis konflik interpersonal.

1. Pendekatan konflik kontak jika ada pendekatan atau usulan yang menarik bagi pelaku konflik.

2. Pendekatan penghindaran konflik, ada dua pilihan tapi sama-sama menyakitkan.

3. Ketika orang dihadapkan pada objek yang memiliki nilai positif dan negatif, penghindaran bertemu dengan penghindaran.

  1. Konflik antar pribadi

Konflik terjadi karena adanya kepentingan yang menimbulkan konflik antara satu individu dengan individu lainnya. Konflik ini seringkali bermula dari perbedaan status, status, dan kepemilikan. Jika pimpinan atau anggota organisasi tidak dapat mengendalikan konflik yang muncul maka akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi. Juga, konflik semacam itu akan mempengaruhi peran beberapa orang. Karena konflik interpersonal merupakan dinamika terpenting dalam perilaku organisasi.

1) Konflik antara individu dan kelompok

Konflik ini adalah tentang bagaimana individu menghadapi tekanan yang diberikan oleh kelompok kerja kepada mereka. Misalnya, jika seseorang dihukum oleh kelompoknya karena tidak memenuhi standar produktivitas kelompok tempatnya berada.

2) Konflik antar kelompok

 Dalam organisasi yang sama, konflik ini sering muncul dalam organisasi dimana konflik muncul dari persaingan antara karyawan dengan karyawan dan antara karyawan dengan manajemen.

3) Konflik antar lembaga

 Konflik antar organisasi ini muncul dari persaingan. Di mana persaingan mengarah pada perubahan radikal dalam masyarakat. Misalnya, hubungan beberapa negara dalam suatu sistem ekonomi. Konflik semacam itu dapat menyebabkan peningkatan teknologi, harga yang lebih rendah, dan penggunaan sumber daya yang lebih efisien, serta sistem dan produk ekonomi baru.

  1. Faktor penyebab terjadinya konflik

Munculnya konflik dalam masyarakat dapat menimbulkan akibat yang besar bagi hubungan sosial. Konflik yang timbul dari hubungan non-komunikatif antara individu, kelompok, atau kelas. Faktor penyebab terjadinya konflik antara lain :

  1. perbedaan individu

Konflik muncul karena kepentingan pribadi setiap orang. Sumber konflik bisa berupa perbedaan pendapat atau perasaan. Padahal, setiap orang memiliki pandangan dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga tidak heran jika manusia disebut sebagai makhluk yang unik.

  1. Perbedaan latar belakang budaya

 Lingkungan budaya dalam masyarakat secara turun-temurun dapat mempengaruhi temperamen seseorang. Perbedaan latar belakang terkadang bisa menjadi masalah saat berinteraksi di depan umum. Banyak orang akan terpengaruh oleh pola pikir atau sikap yang ada dalam kelompok sosialnya. Perbedaan sikap inilah yang nantinya akan menyulut konflik di masyarakat.

  1. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok

Setiap orang harus dilahirkan dengan perbedaan. Apakah perbedaan itu berasal dari emosi, sikap, atau latar belakang budaya? Terkadang perbedaan tersebut dapat memotivasi seseorang untuk melakukan hal yang sama dengan orang lain namun berbeda dalam mencapai suatu tujuan.

  1. Perubahan masyarakat yang cepat dan mendadak

Perubahan masyarakat merupakan bentuk alamiah dari kehidupan sosial, namun jika perubahan terjadi secara cepat atau bahkan tiba-tiba dapat menimbulkan konflik.

  1.  Akibat Konflik

Timbulnya konflik dalam organisasi disebabkan oleh faktor-faktor penyebab terjadinya konflik tersebut. Konflik yang muncul dapat menimbulkan akibat positif dan negatif.

1) dampak positif

  1. Organisasi memiliki dinamika dan lintasan yang saling akrab. Karena adanya kontak yang intensif antara anggota lain yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam organisasi. Konflik yang diselesaikan secara rasional, damai dan adil akan menimbulkan keharmonisan dan persatuan yang saling menguatkan.

  2. Orang yang mengalami konflik memahami dampak konflik sehingga pengalaman masa lalu dapat dijadikan pelajaran berharga di tempat kerja. Jika konflik serupa terjadi. Kemudian mereka akan mencoba memahami satu sama lain dan beradaptasi dengan lingkungannya.

  3. Konflik yang timbul dari ketidakpuasan dengan pengaturan yang ditentang sebelumnya dan bentuk perlakuan sosial lainnya.

  4. Konflik yang timbul dapat dikelola secara hati-hati dan tepat serta menghasilkan kritik yang konstruktif, cerdas dan inovatif demi kebaika organisasi secara keseluruhan.

  5. Anggota yang tidak terlibat langsung dapat belajar dari konflik. Bagaimana menghadapi perbedaan temperamen, sikap dan perilaku orang lain.

2) Hasil negatif

  1. Komunikasi antara orang dan organisasi lain diblokir

  2. Kolaborasi diblokir 19

  3. Setiap pihak yang berkonflik sangat rentan, yang paling sulit adalah ketika muncul situasi yang mendorong kedua belah pihak Kembali berkonflik.

  4. Bekerja dalam situasi konflik memengaruhi orang lain yang tidak berada dalam konflik, seperti situasi dan kondisi kerja yang merugikan.

  5. Individu dalam konflik mengalami kecemasan, stres, depresi, dan frustrasi tentang situasi saat ini.

  6. Hasil terburuk bagi orang-orang dalam konflik organisasi adalah stre berkepanjangan dan meninggalkan organisasi.

  1. Manajemen Konflik

serupa. Menurut Shastra Prajna, manajemen konflik secara etimologis adalah kepemimpinan dengan korban yang paling sedikit atau biasa disebut manajemen. 8

 Apabila konflik-konflik yang timbul dalam masyarakat tidak segera dikendalikan, maka akan menimbulkan dikotomi kehidupan bermasyarakat. Karena itu masyarakat harus cerdas menyikapi konflik.

 Manajemen konflik adalah salah satu tindakan konstruktif yang direncanakan, diorganisir, digerakan dan dievaluasi secara berkala untuk semua upaya mengakhiri konflik agar tidak terulang kembali.

Konflik harus dikelola di mana mereka mulai. Untuk itu, sangat penting memiliki keterampilan manajemen konflik yang baik untuk menghindari faktor-faktor positif daripada faktor-faktor negatif yang mengancam konflik sosial. Karena pada prinsipnya konflik tidak dapat direncanakan kecuali ditunda dengan meminimalkan tindakan yang berlebihan.

Menunda tindakan ekstrem akibat konflik merupakan cara untuk menghindari konflik agar pihak yang berbeda tidak dirugikan. Selain itu, melalui manajemen konflik akan membantu individu keluar dari konflik akibat konflik sosial dan masuk ke dalam kelompok masyarakat yang melaksanakan program-program positif. Menurut William Hendricks, ada lima metode manajemen konflik untuk menyelesaikan konflik sosial di masyarakat:

  1.  Cara Menyelesaikan Konflik Bersama (Integratin)

Cara ini tipikal dalam memecahkan masalah untuk menyatukan pihak-pihak yang berkonflik. Ini sangat efektif ketika masalahnya sangat kompleks. Solusi semacam itu mendorong pemikiran kreatif bagi mereka yang berkonflik untuk menyelesaikan masalah yang muncul. 

21 Metode ini menekankan pada diri sendiri dan orang lain saat menjelaskan informasi dari sudut pandang yang berbeda untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menimbulkan konflik besar. Di sisi lain, bentuk manajemen konflik ini menjadi kurang efektif jika kelompok konflik tidak memiliki komitmen untuk mencapai solusi. Karena jalan menuju penyatuan faksi-faksi yang bertikai itu panjang.

  1.  Bagaimana menyelesaikan konflik dengan kemauan untuk membantu (Harus)

Ini adalah cara menempatkan orang lain di atas diri Anda sendiri. Cara ini merupakan strategi sadar untuk menghormati orang lain sehingga mereka yang berkonflik merasa lebih baik dan lebih bahagia dengan situasinya. Tugas dari strategi ini adalah untuk mengurangi perbedaan antar kelompok dan mendorong mereka untuk menemukan kemitraan yang penting.

  1.  Bagaimana menyelesaikan konflik dengan menggunakan dominasi (dominasi)?

Jika Anda perlu membuat keputusan cepat tentang suatu masalah atau yang dianggap kurang penting, ini adalah cara yang efektif untuk melakukannya. Strategi ini paling baik digunakan ketika keadaan membutuhkannya dan individu dan kelompok yang berkonflik merasa memiliki hak dan hati nurani.

  1.  Bagaimana menghadapi penghindaran?

Konflik ini dapat diselesaikan dengan menghentikan atau membekukan. Namun terkadang cara ini mengecewakan orang lain karena keputusan atau reaksi terlalu lambat untuk menyelesaikan konflik.

  1. metode perhitungan

Cara ini efektif jika kekuatan konfliknya seimbang. Dapat memilih untuk menyelesaikan perselisihan dalam konsultasi. Kompromi sering digunakan sebagai cara untuk menyelesaikan konflik atau menemukan solusi untuk suatu masalah.

Dari berbagai metode pengelolaan konflik yang telah dijelaskan, memberikan gambaran tentang pengelolaan konflik di masyarakat. Pengetahuan tentang resolusi konflik dapat meningkatkan pemahaman tentang apa arti konflik

  1. Dinamika dan Respon Konflik

Setelah melihat konteks dan pola relasi kekuasaan, analisis dinamis melihat tahapan konflik. Fase konflik Fisher meliputi pra-konflik, manajemen krisis, pasca-konflik, dan pasca-konflik:

  1. Pra-konflik adalah masa ketika terjadi ketidaksesuaian tujuan antara dua pihak atau lebih, yang berujung pada konflik. Konflik disembunyikan dari publik meskipun satu atau lebih pihak mengetahui kemungkinan terjadinya konflik.

  2. Konfrontasi merupakan tahap di mana konflik dimulai.

  3. Suatu krisis adalah puncak dari suatu konflik. Fase di mana konflik berlangsung adalah tindakan kekerasan yang intens dan kolektif.

  4. D. Situasi pascakonflik adalah situasi yang mengakhiri berbagai konflik kekerasan, mengurangi ketegangan dan mengarah pada normalisasi lebih lanjut hubungan antara para pihak.

  1. Hambatan – Hambatan untuk rekonsiliasi atau manajemen konflik.

Saat menganalisis hambatan dalam mengelola konflik internal atau eksternal, akan ditemukan hambatan sebagai berikut:

1. Penyebab – Alasan mencurigakan dalam pengambilan sampel resolusi konflik.

2. Menanggapi tuduhan menyelesaikan atau tidak menyelesaikan tingkat resolusi konflik di forum.

3. Meminta penarikan ketika muncul pola konflik yang mengakibatkan saling menyalahkan atau kritik hingga menimbulkan suasana gejolak atau panas.

4. Peningkatan unsur negatif melalui penambahan aksen negatif.

 5. Keras kepala sama teguhnya dengan pendirianmu yang sebenarnya.

  1. pendidikan 

  2. pengertian Pendidikan

 Manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan segala kemampuannya  dalam arti pembawa yang sangat baik. Pada level dan skala makro, pendidikan adalah fenomena sosial dengan mengandalkan interaksi manusia sebagai pendamping (subjek) dari setiap orang dengan jumlah yang setara. Tidak ada perbedaan besar dalam nilai-nilai pribadi sebab hubungan antar pribadi (interpersonal) termasuk ekspansi dariinteraksi dalam diri seseorang yang melihat dirinya sebagai orang lain.

Dalam skala makro3 pelaksanaan pendidikan untuk revitalisasi masyarakat bersosialisasi yaitu pengalihan kekayaan budaya dan pelestarian nilai-nilai luhur dari generasi ke generasi muda dikehidupan masyarakat dengan mengharapkan suatu pendidikan dalam arti luas serta skala makro, dengan begitu perubahan sosial dan stabilitas sosial dapat hidup berdampingan dengan sukses.Dalam skala makro ini, pendidikan sebagai fenomena sosial seringkali memanifestasikan dirinya dalam bentuk komunikasi khususnya komunikasi dua arah.

Pendidikan dipahami sebagai penegasan subjek manusia yang mewujudkan hubungan mengenai kesadaran dunia (realitas) yang erat (kritis) seperti perilaku laki-laki (man of action) Pendidikan memegang peranan penting pada proses belajar siswa untuk meningkatkan kecerdasan serta keterampilannya, memperkuat karakter, perkuat individualitas, serta semangat nasionalisme dan cinta terhadap tanah air.

 Dalam pengertian ini, pendidikan juga membutuhkan hubungan antara praktik ilmu juga seni. Ini juga sesuai dengan pandangan Ki Hajar Dewantara (1950).

Yaitu Taman siswa dalam mengembangkan jenis pendidikan yang terkandung dalam Among serta motto ‘Tut Wuri Handayani” (meneladani seraya menguasai) makna Tut Wuri adalah meneladani, tapi artinya adalah melihat anak tumbuh dengan cinta serta kasih sayang tanpa keinginan untuk mendominasi atau memaksa, Handayani artinya mempengaruhi atau menguasai dalam arti merangsang, memelihara, membimbing, membiarkan anak mengembangkan kepribadiannya serta memberi contoh disiplin pribadi.”.

Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan sebagai usaha sadar kebimbingan, petunjuk, dan pelatihan untuk peran masa depannya. Konsep Pendidikan membutuhkan pengetahuan serta seni yaitu suatu proses atau usaha yang disadariantara orang satu dengan yang lain dengan cara yang beradab,dimana pihak pertama dipandu untuk mengembangkan keterampilan serta kepribadian orang kedua secara kemanusiaan yaitu indivdu. 

Atau, itu bisa diperluas menjadi makro untuk usaha mengembangkan potensi diri manusia dimana warga yang lebih tua serta berbudaya untuk menolong orang yang kurang mampu dan belum dewasa sehingga bersama-sama dapat mencapai tingkat kinerja serta lebih baik dalam kedewasaan.

 Dengan begittu bagi Ki Hajar Dewantara pendidikan dalam skala makro yaitu hubungan yang tak terpisahkan dengan pndidikan pada makna makro tersebut, bahkan disiplin pribadi ialah tujuan serta sarana untuk mencapai bidang yang lebih luas. Itu berarti dasr pendidikan adalah pendidikan itu sendiri,ialah faktor manusia.Konsep pendidikan berdasarkan kurikulum formal (yang bersifat makro) belum tentu termasuk berkepribadian mmenyeluruh (inklusif) atau mungkin sama seperti mendidik. 

Bahkan faktamya pendidikan tergantung pada kualitas guru di kelas mereka sendiri. Tentu saja prinsip atau motto Tut Wuri Handayani tidak membuat mengajar hanya identik dengan upaya sadar untuk mendistribusikan materi pembelajaran pada sekelompok siswa dalam satu kelas karena guru harus melayani kepentingan siswanya.

 Carter V. Good (2005) merumuskan konsep pendidikan sebagai berikut:

1. Pedagogi adalah seni, praktik atau profesi mengajar.

2. Pembelajaran atau pengajaran yang sistematis, berkaitan dengan prinsip-prinsipbagaimana cara mengajar dan membimbing siswa istilah pendidikan. 

 Nanang Fattah mengutip definisi penngertian dalam kamus pendidikan dan menjelaskan bahwa pendidikan ialah:7

a) Proses dimana seseorang berkembang menjadi keterampilan, sikap, serta aksi berbeda dalam masyarakat di mana dia tinggal.

b) Proses sosial masyarakat yang terkena dampak lingkungan dipilih dan dikelola (khususnya oleh sekolah), sehingga dapat mengembangkan keterampilan sosial dan individu secara optimal. Dengan kata lain, lingkungan mempengaruhi pelatihan orang hingga menyebabkan perubahan yang langgeng (abadi) dalam perilaku, pikiran, dan sikapmereka. 

Pelatihan dipandang tidak hanya sebagai kesempatan untuk mempersiapkan kehidupan masa depan, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami manusia saat mereka berkembang menjadi dewasa. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diindentifikasi beberapa karakteristik pendidikan, misalnya:

a. Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang dengan cara yang berguna dalam kehidupan.

b. Untuk mencapai tujuan ini, pekerjaan yang direncanakan dilakukan dalam pelatihan tentang pemilihan konten, strategi, serta metode penilaian yang tepat.

c. Pembelajaran berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (formal dan informal)

Jika pendidikan mengacu pada keberadaan dan hakikat kehidupan manusia, maka tujuan pendidikan adalah pengembangan kepribadian, yaitu manusia berkembang menjadi makhluk individu, makhluk yang butuh dengan orang lain, makhluk moral, serta makhluk yang beragama .

Tentang berbagai batas pendidikan yang dikemukakan oleh ahli, yaitu, meskipun secara redaksional berbeda secara subtansi ia memiliki persamaan elemen atau faktor-faktornya yaitu konsep pendidikan berarti proses pengajaran, kepemimpinan atau manajemen, serta meliputi unsur seperti guru, siswa, tujuan, serta lainya. Oleh sebab itu, dalam pertimbangan anda harus memiliki pemahaman dasar tentang batasan pendidikan, yaitu:

a. Bagi peserta didik, pendidikan adalah proses yang berkelanjutan terus menerus sampai siswa dewasa secara moral. Proses ini membutuhkan waktu. Saat siswa mencapai kedewasaan moral, ia sepenuhnya mampu bertindak secara mandiri untuk kesejahteraan hidupnya serta masyarakat.

b. Pendidikan adalah tindakan manusia. Pendidikan lahir baik hubungan orang dewasa maupun anak dibawah umur. Kegiatan belajar yang dilakukan orang dewasa didasarkan pada tindakan sadar dan disengaja pada nilai kemanusiaan. Perbuatan membuat anak dibawah umur menjadi dewasa dan mempunyai nilai kemanusiaan, serta hidup dengan nilai-nilai itu. Orang yang dewasa adalah target pendidikan, dan dicapai melalui pendidikan atau kegiatan.

c. Pendidikan adalah komunikasi khusus antara guru serta siswa. Bekerja sama, ada kontak atau hubungan antara setiap orang. Ketika komunikasi itu tumbuh pada tingkat komunikasi pendidikan, ini menjadi komunikasi khusus antara kepribadian guru serta peserta didik, sehingga akhirnya bermuara pada tanggung jawab pendidikan serta kewenangan pendidikan. Seorang guru bertindak hanya untuk kepentingan serta keselamatan siswa, dan siswa membenarkan serta mempercayai otoritas guru

d. Kegiatan belajar atau kegiatan mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu, dalam hal ini dapat dilihat pada perubahan dari siswa itu sendiri. Perubahan yang terjadi sebagai hasil pendidikan merupakan gejala kedewasaan yang terus meningkat hingga siswa menjadi dewasa yang mandiri atau bermoral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun