Mohon tunggu...
Ardhian Fachrur Rozi
Ardhian Fachrur Rozi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21107030090 | Mahasiswa Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta

life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Quarter Life Crisis, Fase Paling Menakutkan Pada Usia 20-an dan Bagaimana Cara Menghadapinya

25 Maret 2022   22:11 Diperbarui: 25 Maret 2022   22:28 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nik Shuliahin on Unsplash

             Masa muda bagi sebagian orang merupakan masa yang paling indah dan ada juga yang mengungkapkan masa muda adalah masa yang paling menakutkan, hal ini bukan tanpa sebab karena dimana orang yang menginjak masa transisi dengan proses pendewasaan atau yang dikenal sebagai Quarter Life Crisis yang bisa diartikan juga sebagai masa pencarian jati diri. Sebelumnya pasti kalian pernah mendengar tentang Quarter Life Crisis bukan? atau malah menjadi salah satu orang yang lagi mengalami fase ini? Menjadi dewasa merupakan sebuah kewajiban bagi setiap individu manusia, tapi terkadang proses yang harus dilalui secara tidak sengaja menimbulkan krisis pada diri sendiri, oleh karena itu kita harus mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya. Pada fase ini biasanya akan dialami oleh seseorang yang berusia 20-30 tahun, contohnya yaitu seperti merasa tidak memiliki arah tujuan hidup, khawatir, bingung, dan gelisah tentang ketidakpastian yang akan terjadi di kehidupannya di masa mendatang.

            Seseorang mengalami kekhawatiran karena Quarter Life Crisis ini biasanya menyangkut perihal relasi, masalah asmara, karir masa depan, dan juga kehidupan sosial mereka, ini terjadi karena banyaknya pilihan hidup yang harus dihadapi. Tak hanya itu saja, terkadang orang yang mengalami Quarter Life Crisis ini bahkan seringk mempertanyakan eksistensinya sebagai manusia kepada dirinya sendiri, ada pula yang merasa mereka hidup selama ini belum jelas atau bahkan tidak memiliki tujuan hidup mereka yang sebenarnya.

            Sebenarnya Quarter Life Crisis ini tidak perlu kita takutkan karena dengan semua rasa tidak nyaman yang timbul di fase ini merupakan suatu momentum penting yang dialami oleh diri kita. Salah satu efek atau manfaat yang kita rasakan adalah kita bisa lebih jauh mengenal pribadi yang ada di diri kita dan dengan itu pula kita bisa dengan mudah menentukan langkah kedepan yang akan kita ambil untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan terjadi di masa depan agar lebih matang lagi.  

            Maka dari itu kalian perlu mengetahui tanda apa saja yang dialami oleh seseorang ketika mengalami fase ini. Berikut tanda seseorang mengalami Quarter Life Crisis :

1. Merasa minder dengan pencapaian orang lain atau teman sebaya di media sosial, misalnya yaitu ketika sedang bermain instagram ketika waktu luang saat itu juga kalian melihat teman yang sudah menikah dengan wanita pujaannya dan terlihat sangat bahagia, ada juga terkadang melihat teman seumuran yang sudah mandiri secara finansial dengan punya usaha yang sudah berjalan lancar, alhasil kalian mungkin jadi minder karena kalian belum bisa mewujudkannya.

2. Merasa tidak bahagia dengan rutinitas yang dijalani saat ini, misalnya saja ketika kalian sudah mendapat pekerjaan tetap, finansial yang stabil dan memiliki rumah impian yang nyaman, dll. Akan tetapi semua hal itu tidak bisa membuatmu bahagia, entah karena itu semua dilakukan karena tuntutan orang tua atau bisa juga karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Sering kali mencemaskan tentang masa depan, misalnya saja ketika sedang bersantai ditengah kesibukan sehari-hari yang melelahkan kalian secara tidak sengaja bertanya-tanya bagaimana kehidupan di masa depan,misalnya "duh, nanti apakah hidup aku bakalan kaya gini terus ya? Bekerja dari pagi sampai sore dan Cuma di akhir pekan saja bisa merasakan libur? Bagaimana ya kehidupan aku setelah pensiun?" mungkin itu semua yang menjadi bayang-bayang mengerikan ketika kalian sedang bekerja atau sedang beristirahat.

4. Merasa tidak bahagia dengan segala pencapaian atau prestasi yang dimiliki, misalnya sering kali menjuarai olimpiade atau kejuaraan bergengsi mulai dari kejuaraan internal maupun eksternal di kampus, kemudian diterima lalu bekerja di perusahaan besar dengan segala jaminan dan kenyamanannya, akan tetapi kalian tidak merasa bahagia karena bingung atau tidak nyaman dengan itu semua karena merasa bukan passion-nya di tempat tersebut. 

Ada beberapa cara untuk menghadapi fase Quarter Life Crisis ini diantaranya yaitu : 

 

1. Berusaha untuk mengenal diri lebih dalam, sebaiknya  kita merenungkan atau mempertanyakan kepada diri kita sendiri apa sebenarnya kelebihan serta kekurangan yang dimiliki, bagaimana cara me-manage kelebihan yang memiliki potensi untuk dikembangkan serta apa kekurangan  untuk lebih di kontrol lagi agar bisa di minimalisir dampak kedepannya, apa tujuan hidup selama beberapa tahun kedepan serta langkah apa yang harus dilakukan agar tujuan itu tercapai, dan juga apa kita sudah bahagia dengan apa yang sekarang menjadi rutinitas yang dilakukan sehari-hari atau belum bahkan belum bahagia sama sekali.

2. Memanfaatkan waktu untuk lebih produktif, banyak manfaat yang sebenarnya dapat kita rasakan ketika kita menggunakan waktu sebaik mungkin untuk melakukan sesuatu yang produktif, contohnya yaitu pekerjaan kita akan cepat selesai sehingga waktu yang tersisa bisa dimanfaatkan untuk melakukan hal lainnya. Jangan pernah ragu atau takut untuk melakukan atau mencoba hal baru karena kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan, barangkali hal baru yang kita lakukan itu merupakan minat kita yang bisa membawa kita menuju impian.

3. Hindari sosial media, banyak yang beranggapan jika kita bermain sosial media sebagai sarana hiburan untuk menghilangkan beban pikiran, tapi nyatanya hal itu tidak sepenuhnya benar karena yang kerap terjadi yaitu malah timbul perasaan cemas, tertekan dan resah bagi segelintir orang yang sedang berada di fase Quarter Life Crisis, misal jika kita melihat pencapaian gemilang teman sebaya, sedangkan kita belum ada perkembangan sama sekali. Seseorang yang sedang berada pada fase ini akan merasa cemas tanpa alasan yang jelas dan juga terkadang disertai rasa minder karena merasa tertinggal.

4. Belajar mengelola keuangan atau finansial, Kerap kali ini merupakan bagian yang dianggap sepele padahal sebenarnya hal ini        sangat krusial, jika kita tidak pernah belajar atau memperdalam ilmu dalam mengelola keuangan semua rencana hidup kita bisa berantakan karena besar pasak daripada tiang atau dengan kata lain pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Misalnya dengan merekap semua arus pemasukan maupun pengeluaran dengan rutin setiap bulannya, kemudian menganalisis apa saja pengeluaran yang tidak perlu sehingga bisa menyipan uang secara maksimal, setelah bisa rutin menabung tiap bulan sangat dianjurkan belajar mengenai investasi yang terbagi dalam beberapa intrumen yaitu emas, reksadana, saham, properti, obligasi dan deposito. Sudah pasti semua investasi ada resiko dibelakangnya, maka dari itu sebelum memulai investasi sebaiknya belajar terlebih dahulu untuk meminimalisir resiko yang ada.

5. Membuat rencana hidup, dalam hal ini juga tidak jauh berbeda dengan point diatas, perihal rencana hidup yang sering dilupakan, padahal sebenarnya ini merupakan pedoman yang menuntun kita melakukan tindakan untuk mewujudkan impian hidup, dengan membuat rencana hidup misal 5 tahun kedepan atau berapapun itu pasti kita akan lebih memanfaatkan waktu yang ada, dengan kata lain akan lebih sedikit waktu yang terbuang dan juga akan membuat lebih fokus untuk mencapai tujuan itu serta dapat membuat kita tidak cemas atau khawatir dengan pencapaian orang lain.

6. Mengasah keahlian, di masa Quarter Life Crisis sangat disarankan untuk melakukan kegitan seperti mencari hobi baru dan skill yang bisa menghasilkan, karena jika kita hanya merenungkan keadaan dan berdiam diri dirumah itu tidak akan merubah apapun. Beruntungnya jika menemukan hobi yang menghasilkan, seperti orang yang suka fotografi kemudian dengan cara yang ditemukannya dia bisa menghasilkan dari hobi yang dilakukannya itu sudah jelas akan terasa enjoy ketika melakukannya. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun